Kerajinan Tangan Menggiring Mode Mutakhir
Perajin Kulit Drifter & Perak Grass Hill Jewelry
Penulis‧Lee Shan Wei Foto‧Lin Min-hsuan
Agustus 2019
每一件手作工藝,都是一個獨一無二的生命。借由手的溫度,傳遞滿懷情意。
本土青年創業家「旅人革製」與「草山金工」,透過手作,牽引出靈魂深層的記憶基因。這股懷舊的時尚風潮,已然蓬勃興起,不僅在台灣發光,也閃耀國際。
Setiap karya kerajinan tangan mengandung makna kehidupan yang unik tiada duanya. Wujud gairah kreasi disalurkan oleh sang perajin melalui kehangatan kedua tangannya.
Wiraswasta muda lokal, perajin kulit “Studio Drifter”, dan perajin perak “Grass Hill Jewelry”, menggali keluar memori yang terpendam di dalam hati sanubari. Trend retro seperti ini sudah mulai membara, tidak hanya berkiprah di Taiwan, juga merambatkan kepiawaiannya ke luar negeri.
Vitalitas Benda Tua
Sebuah kunci karatan, mengunci segudang kreativitas, menyimpan seratus lebih karya seni, dan semua ini adalah aset paling besar perajin kulit “Studio Drifter”. Begitu membuka pintu studio yang berkaca, aroma kulit yang keras semerbak segera datang menyambut.
Hsu Chi, lulusan Sekolah Seni Fu-Hsin Trade and Arts School, dengan sigap mengambil peralatannya dan mulai memotongi kulit. “Saya sempat bekerja di bidang periklanan selama 10 tahun”. Enam tahun yang lalu, Hsu Chi sadar total bahwa ia harus mendengar suara hatinya, mencari kembali sesuatu yang dicintainya.
Dibesarkan dalam lingkungan pembuat kerajinan tangan tradisional, ia sangat menyayangkan kepiawaian karya tangan perajin senior suatu saat akan hilang dengan begitu saja, maka ia berhasrat untuk mengembangkan seni kriya yang sangat berharga ini.
Bekas Jejak Perajin Kulit
Di ibu jari tangan kiri Hsu Chi, ada sebuah bekas luka yang cukup dalam. “Bagi perajin kulit, tangan mereka banyak bekas luka besar dan kecil.” Bagaikan sebuah bekas jejak, terpatri suka duka kehidupan seorang perajin kulit.
Kerajinan tangan, berbeda dengan produk yang dirancang cermat melalui mesin, karena membutuhkan konsentrasi penuh, mata dan tangan harus seia sekata, jika tidak, akan terjadi kesalahan besar. Setiap karya tangan perajin tidak sama, karena kekuatan tangan yang dikerahkan setiap perajin itu berbeda, lagipula setiap lembar kulit mempunyai sifat alami yang unik, sehingga setiap karya tidak bisa direproduksi dan menjadi karya satu-satunya. “Di sinilah letak nilai karya tangan yang tak terhingga, yang membuat setiap insan terpukau akan karismanya.”
Daya Tarik Koper Retro
“Koper bagi saya mengandung daya tarik yang sangat unik, di masa lalu, hal itu menjadi simbol sebuah identitas.” Untuk mencari kembali karisma retro yang sudah hilang sekian lama, “Saya mencari koper lama ke mana-mana, lalu saya bongkar, untuk mempelajari teknik pembuatannya, mencari kembali wajah aslinya di ratusan tahun yang lalu.”
Sebuah koper tua yang kokoh dan kuat, membangkitkan keretroan alur di benak, mempunyai daya tarik tersendiri dalam trend mode terkini.
Semua produk di “Studio Drifter”, bernuansa model klasik yang anggun. Meski berjajar dengan merek terkenal sekalipun, tidak akan pudar karismanya.
Banyak wisatawan asing jatuh hati kepada koper retro kulit karya tangannya. Dengan membawa serta dalam setiap perjalanan, mereka telah berbagi kepada dunia akan keindahan industri kerajinan tangan dari Taiwan yang semakin bangkit.
Warisan Berkelanjutan
“Koper kulit ini bernama Heritage (Warisan).” Dan sudah memasuki pembuatan generasi kedua, suatu ketulusan dalam kesederhanaannya. “Sama halnya dengan perajin tua meneruskan ketrampilan kriya tradisional kepada generasi muda.” Ia berharap bisa melanjutkan terus warisan desain original Taiwan dan rasa cinta pada budaya tua.
Dari tahun 2013, Ia mengajar di Museum Contemporary Art, hingga kemudian Ia membuka workshop sendiri, Hsu Chi menyediakan sebuah tempat bagi pecinta karya kulit, sebuah panggung untuk mewujudkan impian. “Dengan cara ini, kecintaan akan kerajinan tangan akan berlanjut terus ke generasi baru.”
Hingga sekarang ini sudah ada 2.000 orang datang belajar kerajinan tradisional. Setapak demi setapak merangkai cerita dan memori yang sulit dilupakan. “Saya berharap kerajinan kulit bisa mendapatkan perhatian lebih banyak orang.” Sebab pada saat pembelajaran seni kriya tradisional menjadi sebuah trend, maka warisan ini bisa berlanjut terus.
“Pada saat kita tertarik pada seni kriya tradisional, maka mulailah kita menjajaki keindahan budaya kuno.” Dan akan membuka kemungkinan pemaduan antara tradisional dan modern. Trend kemunculan kembali mode retro, akan secara perlahan tapi pasti merembes ke setiap insan.
Mengikuti Zaman Penuh Syukur
Di lantai dua studio kerajinan perak “Grass Hill Jewelry”, selalu terdengar suara dentingan pukulan logam. Orang-orang yang belajar seni kriya ini duduk di depan meja kerajinan perak yang rapi dan profesional, mereka dengan penuh konsentrasi memukul-mukul logam dengan palu kecil.
Studio “Grass Hill Jewelry” memberikan merek “Kinjo” untuk produk kerajinan peraknya, Kinjo berarti “Perayaan” dalam bahasa Taiwan, menandakan pemiliknya Karen Liu membuka lahan bagi masyarakat untuk mengenal seni kriya perak dengan penuh syukur.
“Seni kriya logam ini adalah seni kerajinan yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu.” Karen Liu bertekad untuk menguak tabir kemisteriusan seni kriya perak, dan tidak hanya berkutat di sebuah sudut toko perhiasan dengan hanya menekuni kerajinan perak saja, tapi mengajak masyarakat untuk terjun, bersama-sama mengenal seni kriya perak. Dan juga sekaligus mencurahkan elemen mode mutakhir, agar hasil kerajinan tangan tradisional ini bersinar dalam kemajuan zaman.
Menjerat Makna Kerajinan
Karen Liu sangat bertalenta, ia lulusan S2 dari Institute of Applied Arts di Tainan National University of the Art, pada 2004 karyanya yang bernama “Impression Bloom” pernah meraih penghargaan National Crafts Award IV, dan kemudian menjadi koleksi permanen negara di National Taiwan Craft Research and Development Institute. Studio kerajinan perak “Grass Hill” juga sempat muncul dalam buku pedoman Taipei City Guide yang diterbitkan Louis Vuitton, yang melejitkan pamor reputasi internasionalnya.
“Berwiraswasta sebenarnya terjadi secara kebetulan”, Karen Liu dan suaminya Shaw A, sama-sama mahasiswa berprestasi unggul, lulusan perguruan tinggi Tainan National University of the Art, mereka memiliki kemampuan akademis yang kuat. Dan memulai “Grass Hill Jewelry” dalam bentuk konsep workshop terbuka, agar masyarakat mengenal seni kriya perak, berpartisipasi, berkreasi, dan bersama-sama membangkitkan gairah kerajinan perak.
Dalam perjalanan bisnisnya “Orang-orang baik selalu muncul memberikan bantuannya.” Studio kerajinan perak “Grass Hill Jewelry” yang sudah berkembang subur sekarang, berawal dari pemberian kursus di sebuah studio perorangan yang kecil di teras rumah di Yangmingshan 12 tahun silam.
“Manager saya Xu Xiao-gui memberikan dorongan kepada saya untuk membuka kursus.” Maka berubahlah nasib Karen Liu dari semula hanya seorang perajin perak yang hanya menekuni pekerjaan saja, berputar drastis menjadi guru yang mengajarkan ilmu seni kriya perak.
“Kami mengajarkan teknik model alur sederhana, pelajar bisa cepat merasa puas atas keberhasilan karyanya sendiri.” Karen Liu menyerap inti keindahan seni kriya perak dari semua zaman, dituangkan dalam suatu karya yang indah.
“Titik balik terjadi pada 2013, ketika kami diundang Eslite Spektrum untuk membuka outlet di cabang Songyan.” Untuk pertama kalinya di Taiwan kami membuka workshop yang mengajak masyarakat “Menjadi perajin perak sehari”, dalam waktu 3 jam, anda yang semula tidak tahu menahu bagaimana bisa membuat sendiri perhiasan perak, tua dan muda bisa berkreasi dan bermain seni kriya dengan penuh suka cita.
“Kami hampir kewalahan karena segera menjadi sorotan umum.” Menghadapi komentar positif yang datang bertubi-tubi, suami istri ini tiada jalan lain, hanya bekerjasama dan pembagian kerja untuk membuka lebar-lebar tabir penutup seni kriya perak, agar menjadi sebuah pesta seni dalam keseharian. Trend bereksperimen di workshop seperti ini, sudah dikembangkan hingga ke berbagai pusat perbelanjaan di Taipei dan Taichung.
Karena Anda sendiri yang membuatnya, maka akan jauh lebih berharga maknanya daripada Anda membeli barang jadi yang dijual di toko. “Setiap benda hasil produksi tangan ini menyimpan sejuta cinta penuh syukur.”
Karen Liu sangat bersyukur karena telah menjodohkan banyak sejoli. “Banyak orang yang berhasil menyatakan cintanya di sini, lamarannya sukses diterima.” Nuansa romantis seperti itu sering terulang-ulang di workshopnya. Saat Karen diwawancarai pun, ada sepasang sejoli datang bereksperimen membuat cincin perak pertunangan. Ketika mereka saling mengenakan cincin ke jari masing-masing, kebahagiaan yang meluap-luap merasuk ke setiap penjuru ruangan.
Seni Kriya Perak Sepanjang Masa
“Sekarang banyak tempat untuk belajar seni kriya perak.” Di sekolah, pusat pelatihan kerja, dan sistem pembelajaran tradisional yaitu berguru ke perajin senior, semua adalah pilihan yang menyenangkan sekali.
Dewasa ini, seni kriya perak sudah menjadi seni kerajinan tangan rakyat yang mudah dipelajari. Walaupun zaman terus berubah, tapi seni kerajinan perak ini tetap berkiprah dalam sinar terang yang dipancarkannya.
“Teknik seni kriya perak adalah teknik warisan nenek moyang.” Tetapi dengan curahan kreativitas, studio kerajinan perak “Grass Hill Jewelry” terus berkembang. Jumlah orang yang datang belajar sudah mencapai 200 ribuan, dengan semakin banyaknya peminat, semangat seni kriya perak ini bisa berkembang dengan subur.
Shaw A yang pernah meraih penghargaan “Industri Budaya dan Kreativitas Terbaik” dari Kementrian Kebudayaan, berencana untuk memadukan teknik tradisional dengan teknologi modern, dengan menayangkan kursus online, agar materi pengajaran bisa tersebar ke segala penjuru. Harapannya, seni kriya perak bisa melepaskan diri dari citra industri tradisional, dan bebas berkiprah dalam dunia digital.
Grass Hill Jewelry adalah tempat Karen Liu bertumbuh, bersinar dan melejit dengan pesat. Seperti halnya masa depan seni kriya perak yang cemerlang.