Jejaki Kota Tua Tainan Takkala Berhembus Angin Selatan
Penulis‧Cheng Nai-hua Foto‧Cheng Nai-hua
April 2016
今日的府城,經歷上世紀中日本50 年(1895 ~ 1945) 的統治,日式京都風味餘韻猶存,到台南走一遭,老街、巷弄無處不體驗古意,台南經過四百多年時間的累積,擁有豐厚的文化底蘊,是台灣其他城市無法取而代之的。
「一個適合人們做夢、幹活、戀愛、結婚、悠然過日子的好地方。」這段文字出自《台南的古街名》,是台灣當代文學家葉石濤( 出身台南,1925 ~ 2008)筆下對府城最貼切的形容。
“Angin Selatan”, adalah sebutan untuk angin yang berhembus saat musim panas di Taiwan, yang terasa lembab dan lengket. Karakter penduduk setempat diumpamakan laksana angin selatan, antusias dan romantis. Majalah setempat “Tou South Wind” yang unik, dapat mendeskripsikan lingkungan dan gaya hidup penduduk di Selatan Taiwan.
Selain itu buku panduan mini "Zhengxing News" yang laris terjual, dengan mengambil orang awam sebagai sumber topik dan bergaya tulisan bebas menarik, semakin mempopulerkan jalanan sekeliling kota Tainan, hingga arus wisatawan di akhir pekan tiada surutnya.
Usai masa kolonialisme Jepang selama 50 tahun (1895~1945), Kota Tainan atau disebut Fucheng saat ini masih ‘tercium’ peninggalan bergaya Kyoto Jepang. Saat menelusuri kota Tainan dapat menyaksikan ragam peninggalan kuno, baik jalanan atau gang tua. Tainan yang telah berjalan lebih dari 4 abad, menjadi satu-satunya kota dengan latar belakang budaya yang kental di Taiwan dan takkan tergantikan.
"Tempat ideal bagi yang punya impian, ingin berkarya, menjalin kisah cinta, hingga menjelang masa hidup yang nyaman”, dikutip dari Yeh Shih-tao (Lahir di Tainan, 1925~2008), sastrawan kontemporer saat mendeskripsikan Tainan, yang terkumpul dalam karya "Nama jalan tua di Tainan".
Mengenal Taiwan Dimulai dari Tainan
Prestasi dan nilai literatur Yeh Lau (Sebutan kehormatan untuk sastrawan Yeh Shih-tao) banyak terukir dalam karya novelnya. Membaca karya Yeh Shih-tao yang sarat dengan ragam rupa Tainan, membuat pembaca dapat merasakan penduduk dan kehidupan kota tersebut.
Berawal dari bundaran Tang De-Jhang memorial park terbagi beberapa jalan, antara lain jalan Minzu, jalan Minchuan, jalan Minsheng, jalan Chungcheng, jalan Kaishan, jalan Gungyuan, jalan Chenggong... Setiap ruang sudut menjadi titik awal kisah menarik yang ditulis para sastrawan.
Museum Nasional Kesusastraan Taiwan (National Museum of Taiwan Literature, NMTL) dulu dikenal dengan Balai Bersejarah Prefektur Tainan (Historical Tainan Prefecture Hall). Di sekitarnya terdapat Yeh Shih-tao Literature Memorial Hall yang diresmikan sebagai gedung monumen sastrawan penting pertama yang diprakarsai oleh pemerintah di tahun 2012. Gedung tersebut dibangun pada tahun 1925, yang kebetulan sama dengan tahun kelahiran Yeh Shih-tao, memberi kesan seakan pendirian gedung sastra adalah sebuah takdir. Tainan dalam karya Yeh Lau, bercerita estetika kehidupan warga Tainan sehari-hari. Sebelum berubah menjadi toko bridal France Taipei di jalan Minsheng, dulu bernama gedung Baomei, restoran dan tempat hiburan lengkap dengan pertunjukkan Geisha. Gereja Memorial Thai Peng-keng Maxwell yang bersejarah, papan horisontal bertuliskan aksara Mandarin “Satu” di kuil Tiantan yang diminati banyak wisatawan, tatanan bangunan oktagonal stasiun cuaca yang unik dan kedai teh kuno di seberangnya, semuanya adalah bagian dari “Toko-toko tua berkelas”.
Memori Yeh Shih-tao tercatat dalam buku "Dari Tainan menuju ke Zuoying", yang menyebutkan, "Separuh awal hidupku ada di Tainan, separuh terakhir ada di Zuoying, … kehidupan di dua kota kuno telah membentuk seluruh kisah perjalanan hidupku." Untuk mengenal Taiwan, memulailah dari Tainan. Dan mengenal Tainan, dapat memulainya dari karya sastra Yeh Lau.
Yang Gemilang, Departement Store Hayashi
Pusat perbelanjaan atau Department Store Hayashi yang berada di persimpangan jalan Chungcheng dan jalan Chungyi section 2 (Biasanya diucapkan dalam bahasa Taiyu: ”Go Chan Lau A" (Bangunan lima lantai), menjadi ikon terpopuler bagi Tainan.
Di suatu sore akhir pekan, beberapa wanita berpenampilan elegan yang duduk di area dekat jendela dalam cafe yang ada di lantai empat, tengah berbincang-bincang dengan bahasa Jepang yang fasih. Seluruh anggota keluarga, tua muda, menghabiskan waktu akhir pekan bersama. Di sisi lain kawula muda tengah memadati toko-toko, membeli souvenir desain budaya kreatif Department Store Hayashi.
Sudut lainnya adalah area duduk dengan kursi panjang, menawarkan pemandangan bangunan Landbank dan jalur jalan Chungcheng dari balik kaca jendela. Pelayan cafe menjelaskan, “Area ini sering direservasi. Terlintas dalam benak isi novel Yeh Lau, yang menyebut kawasan ini sebagai Suehirocho, lokasi belanja berkelas. Kondisi kemakmuran tahun 80 an tampaknya bukan sekedar bualan.”
Saat Department Store Hayashi mulai dibuka Desember 1932, dan dikategorikan sekelas dengan Department Store Kikumoto, yang berada di kawasan perbelanjaan Sakaimachi Taipei (Kini dinamakan jalan Hengyang), sebagai pusat perbelanjaan terbesar. Gedung Kikumoto seakan terbenam dalam eksterior kacanya sejak dini. Sementara Department Store Hayashi usai restorasi dan dibuka kembali tahun 2014, kembali membangkitkan memori kenangan generasi tua dan memberikan perspektif baru bagi generasi muda. Seiring bergulirnya waktu, sebutan ”Modern” kala itu, kini berubah menjadi ”Trendi”. Usai lalui masa Perang Dunia II yang tak berbelas-kasih, Department Store Hayashi kembali berdiri di tengah pusat kota kuno. Saat malam tiba berpadu dengan pancaran sinar lampu, pengunjung seakan terbawa mesin waktu masuk ke dalam nuansa gemerlapnya masa keemasan.
Jelajah Tainan yang Menyenangkan
Berjalan kaki adalah cara menikmati nuansa asri area kota kuno di setiap sudut dunia, demikian juga Tainan yang alami. Para pakar pasti memilih berjalan kaki saat bertamasya ke Tainan. Wisatawan dapat keluar masuk jalan dan gang, yang sarat akan warna kehidupan setempat, termasuk aneka ragam kuliner yang terselip di dalamnya. Yang paling lezat malah tak bernama, ini justru menjadi gaya hidup orang Tainan yang paling otentik.
Mariko Takahashi, wanita asal Hokaido, Jepang, sering terlihat berbusana kimono melenggang di sela jalan dan gang di Tainan. Saat hari libur, ia kerap bertandang dan menghabiskan waktu di sebuah kedai kecil di jalan tua Fuzhong, menikmati seduhan kopi beraroma whisky sambik berbagi cerita dengan pemilik kedai.
Mariko Takahashi tinggal di Taiwan selama 14 tahun. Tainan yang bergaya hidup pelan dan menyiratkan tempat asalnya dengan rumah tua ber-arsitektur Jepang, menjadi pilihannya. Melihatnya berkimono bagaikan tengah berada di Kyoto, Jepang.
Sang imigran baru, Mariko Takahashi, memiliki kebiasan baru yakni berkimono dan mengendarai sepeda motor, kemudian menelusuri dan menjajaki setiap toko tua yang ada di antara jalan dan gang di Tainan. Di balik saku bajunya, selalu terdapat daftar lokasi kuliner baru dan menarik, yang menjadi rahasia koleksi pribadinya.
Wisata Bernama "Pengalaman Hidup"
Budaya wajib diwariskan maka kebudayaan perlu dihimpun. Segala dasar aktivitas ekonomi menjadi mode kehidupan masyarakat multikultural. Di Tainan, setiap bulan 7 tanggal 7 kalender Imlek (Adalah hari kelahiran dewi "Qi Niang Ma"). Tradisi unik ritual upacara "Anak beranjak dewasa - usia 16 tahun", telah digelar bertahun-tahun di Tainan, yakni di kuil Kailong (Thai Pengkeng) dan kuil Kaitai Tienhou (Anping).
Penyelenggaraan ritual di Kuil Kaitai Tienhou Anping dipimpin oleh ketua RT setempat, dengan membimbing ibuibu relawan dan penduduk setempat sejak pukul 4 subuh untuk mempersiapkan makanan wajib mie saus "Da Lu Mien". Yang terpenting dalam ritual "Usia 16 tahun" adalah penataan altar dewi Qi Niang Ma (Niaomuting). Warga RT Pingan usai membersihkan dan merapikannya, akan merangkak keluar dari kaki meja altar Niao Mu Gung, yang menyimbolkan sang anak telah dewasa, dan turut memikul tanggung jawab keluarga serta sosial. Usai ritual, semua peserta dan pengunjung dapat mencicipi satu mangkok mie saus bersup pekat lengkap (Da Lu Mien), makanan ringan khas Tainan yang bercita rasa manis.
Kuliner Tainan yang terkenal adalah makanan ringan ala Tainan berlokasi di kawasan sekitar Chihkan Tower (Fort Provintia) di Shijinju dan jalan Hsinmei, yang menjadi bagian bagi sastrawan dalam menuangkan karya tulisnya. Beberapa makanan ringan di antaranya kue beras, sup ikan, mie Danzai, tumis belut, daging sapi rebus, lauk pelengkap yang dikenal dengan O-bai-che, kue kering goreng atau disebut Tanggao. Jajanan makanan ringan yang menjadi kegemaran masyarakat semuanya dapat ditemukan di Tainan.
Selain kuliner, di sekitar wilayah saat ini dikenal dengan jalan Haian, di masa lalu disebut dengan "Old Five channels" mencakup pelabuhan Anhai, Nanhe, Nanshe, Futou dan Hsingangqian. Sejak 2005 ruang lingkup Tainan mulai berubah dengan dekorasi jalanan artistik di sepanjang jalan Haian hingga persimpangan jalan Minzu, Minchuan, Minsheng, Youai dan Shennong. Beberapa rumah tua di gang dan lorong jalan turut diperbaiki. Ada seniman yang menyulap rumah tua menjadi studio kerja dan penginapan bahkan di hari libur sulit untuk mendapatkan kamar penginapan.
Dari kuil Shuixian (pasar Yongle) di jalan Guohua section I hingga ke pasar sayur di jalan Chengxing (pasar Hsimen), rumah tua direnovasi menjadi kafetaria, toko es krim maupun hostel dengan paduan desain seni kreatif. Bisnis dikelola oleh generasi muda kelahiran tahun 1980 - 1990 an, menjadikan Tainan sebagai lokasi wisata kuno yang populer dan obyek pilihan yang menarik untuk para.