宛如一顆顆璀璨明星,蘭陽博物館、宜蘭美術館、幾米公園、羅東文化工場、中興文創園區一個個風格獨具的人文空間,羅列座落在宜蘭縣南北空間的中軸線上,是藝術展演的平台,也是文化創意匯聚的基地。
宛如朵朵輕舞飛揚的蒲公英花絮,蘭陽博物館的四季音樂會,在田野長空下演出的水田音樂會,還有文化局第三年推出的村落美學,將藝文美學送進村落,挖掘無數在地深耕的策展人,共同打造美好的文化生活。
Layaknya gugusan bintang di langit,satu persatu ruang budaya unik membentang diseluruh wilayah Yilan. Bangunan seperti Museum Lanyang, Museum Kesenian Yilan, Alun-alun Jimi, Pabrik Budaya Luodong dan Area Kreatif Chung Hsing, telah menjadi tempat dan markas berkumpulnya kreatifitas.
Layaknya bibit dandelion yang menari dibawa angin sepoi-sepoi, Festival Musik Empat Musim Museum Lanyang, Festival Musik Ladang Padi dan program dari Biro Kebudayaan yang telah berlangsung tahun ketiga yaitu “kebudayaan di pedesaan”, telah membawa seni menyebar kedalam komunitas yang melahirkan banyak kurator lokal untuk menciptakan kehidupan berbudaya yang lebih indah.
“Kebudayan di Pedesaan” sebuah acara yang telah diselenggarakan oleh Biro Kebudayaan Kota Yilan selama 3 tahun berturut-rutut, berlangsung pada bulan April. Pada tahun 2016, dengan bertemakan “Menafsirkan Rumah Bersejarah”, telah membangunkan sejarah dari bangunan tua disini. Acara pertama dimulai dengan “Musim Semi. Bertemu. Lumbung Padi Tua” yang diadakan di “lumbung padi kakek tua”.
Bagunan yang berdiri sejak tahun 1946 di Kabupaten Zhuangwei ini, masih menggunakan mesin penggiling beras dari bata hitam dan lembaran bambu sejak jaman Jepang hingga sekarang. Xu Chaokui, pemilik lumbung padi yang telah berusia 88 tahun bersama anaknya Xu Wenzhong, menanam bibit padi organik dan berhasil membuat genmaicha dan bihun instan, yang telah banyak membantu petani beras organik kecil lainnya.
Diluar ladang dan lumbung padi, terpajang karya seniman Chen Shuzi yang menggambarkan masyarakat dan budaya Kabupaten Zhuangwei. Pameran ini menggambarkan budaya dan masyarakat kampung petani dan menebarkan aroma beras padi yang kental.
Selama kurun waktu setengah tahun, 30 kurator lokal telah mengadakan 40 pameran kesenian di 22 bangunan bersejarah, perpustakaan dan pekarangan rumah tradisional. Dengan menggabungkan lingkungan rumah tua dari seniman penduduk tetap, yang kembali ke kampung halaman maupun yang bermigrasi, telah menciptakan kegiatan kebudayaan seperti budaya makanan pertanian, puisi dan musik, seni tradisional cara baru, pariwisata perkampungan dan juga melindungi ekosistem.
Bibit Dandelion yang Terbang Jauh
Kegiatan kebudayaan yang disponsori oleh Biro Kebudayaan Kota Yilan ini, telah menghidupkan para seniman dan kurator lokal, dengan berpusat pada tempat yang mempunyai ciri khas, mengadakan salon miniatur seni. Mantan Kepala Biro Kebudayaan yang juga Kepala kurator kebudayaan di pedesaan, Susan Lin mengatakan, “Yang dimaksud dengan salon adalah, semangat yang ramah dan santai untuk berbagi dengan teman.”
“Berharap melalui kebudayaan di pedesaan, dapat membuat Yilan menjadi kota inovasi, membangun budaya dan masyarakat yang berkualitas, agar seni dapat berkembang perlahan-lahan menjadi kumpulan pemukiman yang hidup”, tutur Wakil Kepala Biro Kebudayaan, Song Long-quan.
Kurator kebudayaan di pedesaan selama 3 tahun ini, telah mendidik untuk mengumpulkan penontonya, meningkatkan sumber dana. Lokasi pameran di berbagai pedesaan, telah mambuat para kurator saling memberikan dukungan dan kerjasama. Susan Lin mengatakan, “Pemerintah kecil, masyarakat besar. Ini adalah target yang ingin kita raih.”
Simfoni Musik dan Ladang
Seorang ahli perencanaan lingkungan yang pidah dan telah menetap di Yilan selama 10 tahun, Wu Ting-hua, mengundang aktivis lingkungan luar negeri untuk mencoba teknik bertahan hidup di alam liat dan kehidupan suku Indian. Cafe Good Eats yang berada di Nan’ao, mengajak masyarakat untuk menyaksikan keanekaragaman ekosistem di pekaranganya dan menikmati makanan segar yang baru dituai hari tersebut, sambil mendengarkan suara nyanyian dari suku aborigin. Desa Toufen di Yuanshan, mengundang penyanyi opera ternama Yeh Ching menjadi pembicara. Toko kelontong bersahabat di Dongshan, mengundang seorang nenek mengajarkan cara membuat gui, makanan tradisional yang terbuat dari beras ketan. Studio “You Ama” di jalan Fan’getian, Jiaoxi, mengajak para turis berdansa dan bernyanyi, dan juga menunjukkan bagaimana cara menghidangkan “Lobak kering”. Di daerah Erjie, para pengunjung dapat menelusuri jalur kupu-kupu saat musim semi.....
Di Yilan, budaya dan seni tidak terbatas hanya di museum seni atau auditorium, tetapi langsung di rumah tempat tinggal yang dapat langsung disaksikan, rasakan, diakses dan dinikmati. “Kegiatan kurator ini layaknya bibit dandelion yang tersebar layaknya bintang-bintang di udara, membuat ide dan kreativitas tersebar disetiap sudut desa”, tutur Lin Tsung-hsien, mantan Walikota Yilan.
Susan Lin lebih lanjut mengatakan, mengundang musisi kelas atas Taiwan untuk datang dan menjadikan Yilan sebagai panggungnya, kemudian memberikan pertunjukan musik di tengah ladang padi. Selain itu, mengajak sutradara amatir untuk membuat film dokumenter yang kental akan aroma lokal. Susan Lin mengatakan, “Hal ini sebenarnya bagian dari kebudayaan di pedesaan. Di lain pihak mempromosikan tanah Yilan lewat musik, tetapi juga menyediakan berbagai jenis seni untuk desa, bersamaan dengan itu juga mendidik kepercayaan diri dan taleta penduduk lokal.”
Inkubator Budaya Kreatif
Ruang budaya yang besar, telah menghidupkan Yilan dan perlahan-lahan membentuk garis lintas yang membentang dari Utara-Selatan.
Dari Museum Lanyang di utara, Toucheng, yang telah beberapa kali mendapat penghargaan arsitek internasional, telah ditetapkan sebagai sebuah hasil seni oleh Kementerian Kebudayaan. Di pusat kota, terdapat Museum Seni Yilan yang sebelumnya adalah Bank Taiwan cabang Yilan. Dikota tua ini juga dikelilingi oleh alun-alun Jimi dan Rumah Bata Merah, karya seniman Huang Chun-ming, yang menawarkan para pengunjung sebuah kesempatan dapat berinteraksi dengan budaya dan seniman melalui cara yang berbeda.
Bersambung hingga ke selatan, Pabrik Budaya Luodong karya arsitek Huang Sheng-yuan, yang pernah menjadi tuan rumah penghargaan Perfilman Golden Horse. Selain itu juga terdapat Area Kreatif Chung Hsing yang menduduki lahan seluas 30 hektar dan masih meninggalkan bentuk aslinya. Dengan kemudahan sarana transportasinya, menjadikan ini sebagai lokasi pameran berskala besar di utara Taiwan.
Selain menjadikan tempat ini unik dan target utama turis, bangunan kebudayaan ini telah menjadi pembangun jaringan museum kecil di Yilan.
“Dalam persiapan pembangunan Museum Lanyang, telah menggerakan banyak museum kecil dan pabrik pariwisata swasta. Hal ini telah bertumbuh menjadi jaringan museum dan dasar pengembangan budaya kreatif Yilan. Pengalaman budaya ini akan sangat luar biasa bagi Taiwan”, kata Lin Tsung-hsien.
Sama halnya, Museum Seni Yilan yang dibuka tahun 2014 oleh pemerintah kota, masih mempertahankan bangunan bersejarah Bank Taiwan. Bangunan yang awalnya bertugas menyimpan uang, sekarang telah menjadi museum yang menyimpan karya seni.
Medis Utara, Seni Selatan
Menggunakan budaya sebagai penyokong perekonomian, telah menjadi ciri khas kota Yilan. Setiap tahunnya terdapat 7 juta pengunjung yang menjadikan pariwisata sebagai industri utama. Selain pariwisata, Lin Tsung-hsien berharap menjadikan industrik ramah lingkungan sebagai arah perkembangan berikutnya yaitu “Biomedis di utara, budaya dan kreatif di selatan.”
Selama bertahun-tahun, sekitar 200 komunitas telah bergabung dalam proyek pemberdayaan jangka panjang, dan mengumpulkan tenaga berbakan dan ide kreatif. Berkaitan dengan hal itu, pemkot Yilan membujuk DPRD untuk membeli lahan pabrik kertas Chung Hsing dan menjadikanya sebagai Area Kreatif Chung Hsing. Yilan pernah menjadi pengekspor cat warna kain nomor satu di Taiwan. Ketika laporan penelitian Museum Lanyang data-data tersebut, Biro Kebudayaan segera memutuskan untuk memasukan pewarna kain menjadi budaya kreatif Yilan, kemudian setiap tahunnya mendidik ahli pewarna kain.
Kumpulan kreativitas ini telah meliputi penelitian sejarah jangka panjang dari kota Yilan itu sendiri. Kompetisi Desain Kursi Yilan yang mengundang desainer dalam dan luar negeri untuk memasukan elemen Yilan dalam karyanya. Festival Tanah, Seni dan Kreativitas Yilan, juga telah menjadi panggung persaingan yang membangung kreativitas anak muda. Sepuluh hingga duapuluh tahun kedepan, kegiatan budaya kreativ Yilan akan berpusat di Area Kreatif Chung Hsing, dan perlahan-lahan mengumpulan dan mengembangkan kebudayaan Yilan ke tingkat berikutnya.
Kembali ke Rumah
Dibukanya terowongan Xueshan telah membawa banyak wisatawan datang ke daratan Lanyang yang juga menandakan pengaruh bisnis yang kuat. Song Long-quan beranggapan, masa depan perkembangan kebudayaan Yilan harus berfokus pada "Kembali ke akar budaya Yilan, membangun kembali kebudayaan kehidupan lamban di Yilan, dan menunjukan kepercayaan diri hal lokal beraorma internasional."
Perkembangan industri ramah lingkungan belakangan ini, ditambah pendidikan eskperimental terbuka, telah menarik banyak anak muda kembali ke kampung halaman maupun bermigrasi ke sana.
Seorang penerbit ternama, Winston Chen, mengabdikan hidupnya sebagai penerbit dibidang pariwisata dan budaya pertanian serta makanan. Tahun 2013, Winston Chen memutuskan memindahkan usahanya ke kampung halaman di Luodong. Winston Chen bersama istrinya, setiap harinya berjalan disekitar untuk bertemu dengan petani di sekitar, mencari inspirasi bahan makanan untuk koki yang mempunyai ide-ide menarik dan mendesaik jenis sayur yang baru. Kemudian makanan ini akan disajikan langsung untuk disantap, sekaligus mempromosikan budaya pertanian dan makanan. Winston Chen mengatakan, "Saya berharap disini para pembaca, koki dan petani kecil dapat saling bertemu dan menyantap makanan rasa setempat."
Book Vegetable, sebuah tempat di Shengou, Yuanshan, pemilik toko dan juga ladang padi, juga menyediakan penjualan buku memasak bekas yang bersahabat. Rumah Taman Song yang bertempat di jalan Jinshi, Yilan, menyediaakan pelayanan barter dan juga sering mengadakan seminar isu-isu lingkungan. Bertempat di kota tua Yilan di jalan Bixia, terdapat "Toko Buku Stay Traveler", sebuah toko buku independen yang menjual barang-barang desainer, yang juga menyediakan ruang bagi pelanggan untuk saling bertukar pikiran.
"Sebuah lingkungan yang ramah, digabungkan dengan budaya kehidupan lamban tradisional Yilan, telah perlahan-lahan muncul", tutur Yang Wen-ching, seorang fotografer yang kembali ke Yilan demi percobaan pendidikan kedua putrinya, yang juga ikut serta dalam pembuatan dokumenter budaya Yilan.
Setiap musim semi dan panas, Yilan Green Expo dan Hari Kanak-kanak, adalah festival termarak setiap tahunnya. Bagi pemkot Yilan, ini adalah kumpulan endemik Yilan dimana dibentuk dan tampilkan oleh organisasi masyarakat. Ruang budaya yang bersinar seperti bintang, adalah inkubator dasar budaya kreatif. Dari sikap pertanian organik hingga hidup LOHAS, telah menciptakan kehidupan yang baik dan bersahabat, dan menarik penduduk Yilan kembali. "Yilan Bahagia, Kota Kreatif", adalah slogan sekarang dan mendatang dari kebudayaan Yilan.