Takdir Menghubungkan Kembali
Perjalanan Taiwan – Filipina
Penulis‧Cathy Teng Foto‧Jimmy Lin Penerjemah‧Farini Anwar
Agustus 2024
Gereja, istana gubernur, dan balai kota, kombinasi “tiga dalam satu” ini merupakan tipikal kota kolonial Spanyol. Gambar ini memperlihatkan Gereja Katedral Manila dan Plaza de Roma di sebelah depan.
Pemahaman dunia akan Taiwan memiliki kaitan dengan Filipina. Pada tahun 1571 Spanyol menduduki kepulauan Filipina dan menjadikan Manila sebagai basis ekonomi perdagangan, membuka jalur pedagangan yang melintasi Taiwan sehingga Taiwan muncul di jalur perairan dunia.
Filipina memiliki 7.000 lebih pulau, dengan luas dataran sekitar 320 ribu kilometer persegi, sama dengan 8,3 kali lipat dari luas Taiwan. Bahasa Inggris dan Tagalog adalah bahasa resmi. Jumlah penduduk 110 juta jiwa merupakan bonus demografi bagi Filipina, bersamaan dengan itu Filipina juga sebagai negara penting penyedia pekerja migran dunia. Gambaran ini memperlihatkan negara yang sangat berbeda dengan Taiwan, tetapi pada kenyataan yang ada Taiwan dan Filipina memiliki keterikatan yang mendalam dalam banyak hal.
Kawasan Intramuros yang terkenal di Manila. Sebutan Intramuros berasal dari Bahasa Spanyol yang bermakna “kota di dalam tembok”, di mana-mana terdapat jejak peninggalan koloni Spanyol.
Petunjuk-petunjuk halus di tengah kota menyiratkan de javu budaya.
Dekat Sampai Lambaian Tangan Dapat Terlihat
Wallace M. G. Chow yang baru menjabat sebagai Kepala Kantor Ekonomi dan Budaya Taipei di Filipina pada bulan Juni 2023 menceritakan kepada kami bahwa ketika ia mengunjungi Cagayan di ujung utara Luzon, pemerintah daerah setempat memberitahukan, penduduk di pesisir utara dapat mendengarkan siaran musik radio yang dipancarkan dari selatan Taiwan, bahkan banyak penduduk setempat yang bisa menyanyikan lagu populer Taiwan.
Kedekatan geografis juga membuat Taiwan dan Filipina layaknya kakak beradik yang saling membutuhkan. Pakar cuaca memberitahu Anda bahwa taifun yang melanda Taiwan kebanyakan datang dari Filipina, setelah singgah di sana barulah datang ke Taiwan. Pakar geologi akan memberitahu Anda Taiwan dan Filipina sama-sama terletak di atas Cincin Api Pasifik sehingga masalah lingkungan geografis, struktur geologi, lingkungan atmosfer dan aktivitas seismik keduanya berkaitan erat, dan dapat bekerja sama dalam banyak topik penelitian termasuk “gunung” dan “laut”.
Pulau Benua Amerika yang Salah Tempat
Kota metropolitan Manila mendapat pengaruh dari kolonialisme Eropa, arsitektur bangunan memadukan kekhasan Tiongkok dan barat, sehingga terkenal dengan nama “Kota paling Eropa di Benua Asia”. Kota Makati, pusat bisnis dan perdagangan Filipina sama seperti kawasan Xinyi Kota Taipei yang dipadati dengan gedung-gedung perkantoran serta arus kendaraan yang tidak pernah berhenti, tetapi ada penjaga yang dilengkapi dengan senjata yang akan melakukan pemeriksaan keamanan sebelum memasuki gedung perkantoran, pusat perbelanjaan atau MRT, hal ini berbeda dengan suasana jalan-jalan di Taipei yang santai.
Pada kawasan Intramuros yang terkenal terdapat banyak peninggalan kolonial Spanyol. Sebelah barat laut dari kawasan ini terdapat Benteng Santiago yang merupakan salah satu dari situs peninggalan bersejarah penting. Tidak jauh dari Benteng Santiago terdapat Gereja Katedral Manila, di sisi selatan ada Palacio del Gobernodor (istana gubernur) dan di sisi timur adalah Casas Consistoriales (balai kota) yang mengelilingi Plaza de Roma, tata letak seperti ini adalah tipikal kota kolonial Spanyol.
Kawasan Industri Teluk Subic dulu adalah pangkalan angkatan laut militer Amerika Serikat, sebuah teluk dengan kedalaman air yang dalam, memiliki keunggulan dalam hal pengiriman barang.
Takdir Sejarah dan De Javu
Kami mengunjungi Fabio Lee, Asisten Profesor Institut Sejarah Tsing Hua University (NTHU), ia juga merupakan penulis “Sejarah Singkat Filipina”. Begitu duduk, Fabio Lee langsung secara blak-blakan membicarakan, “Taiwan lambat laun muncul dalam kancah internasional seiring dengan proses interaksi pertukaran masyarakat Hokkien dan Spanyol.”
Pada Zaman Penjelajahan, orang-orang Eropa melakukan ekspansi ke arah timur untuk perdagangan maritim. Orang-orang Spanyol mendirikan benteng di Manila pada tahun 1571. Masa itu merupakan masa kejayaan perekonomian setelah seabad berdirinya Dinasti Ming Tiongkok, koin tembaga yang sudah beredar pada waktu itu tidak cukup untuk menyokong transaksi baru dengan volume berskala besar. Pada saat ini orang Spanyol yang melakukan ekspansi ke Benua Amerika Latin membawa emas putih ke benua Amerika, dan cocok untuk menjadikannya sebagai alat tukar, oleh karena itu orang Spanyol yang datang dari Semenanjung Iberia dan orang Hokkien dari Fujian langsung akrab ketika bertemu karena kedua belah pihak saling mendapatkan apa yang dibutuhkan, transaksi ini berlangsung di Manila. Proses ini lah yang membuat Taiwan muncul dalam panggung sejarah.
Orang Tionghoa yang berbisnis ke luar negeri pun mulai mengubah rute pelayaran mereka, dari Fujian ke Manila, sejumlah besar kapal Tiongkok berangkat berlayar dari Fujian setiap Desember hingga Januari tahun berikutnya, melintasi Selat Taiwan, melewati Penghu ke pesisir pantai bagian selatan Taiwan, kemudian turun ke selatan melalui Selat Bashi hingga tiba di Pulau Luzon (pulau terbesar di Filipina). Sementara orang Spanyol memulai perjalanan dari Manila mengarah ke utara hingga ke ujung utara Pulau Luzon melalui Selat Bashi, memanfaatkan Arus Kuroshio mengarah ke utara dengan menelusuri sisi timur Taiwan, lalu menyeberangi Samudra Pasifik ke tempat koloninya di Amerika Selatan. Fabio Lee mengingatkan, pada era di mana belum ada kapal listrik, untuk berlayar harus pada musim yang tepat, dengan arus laut yang pas, untuk itu kapal niaga harus memperhitungkan waktu yang baik baru dapat berangkat melaut, dan Taiwan merupakan perhentian penting untuk mengisi pasokan yang dalam perjalanan.
Pengusaha Taiwan yang sekarang menjadi Manajer Hudson Outdoor Industrial Inc., Tsai Sheng-lin mengemukakan, karyawan di Filipina memiliki keunggulan berbahasa Inggris, tetapi untuk kemampuan profesional masih perlu mendapat pembinaan dari pemilik perusahaan.
Kawasan Industri Teluk Subic.
Sejarah Merantau ke Negara Asing
Etnis Tionghoa memiliki proporsi cukup besar dalam populasi penduduk di Filipina, ini merupakan jejak imigrasi dan takdir sejarah masyarakat Tionghoa merantau jauh meninggalkan kampung halamannya. Bahay Tsinoy, Museum of Chinese in Philippine Life yang berlokasi di kawasan Intramuros Manila, menceritakan sejarah perpindahan mereka.
Setelah Spanyol berhasil menguasai kepulauan Filipina, sejumlah besar orang Tionghoa mulai berimigrasi dan menetap di Filipina, kebanyakan dari mereka datang dari Zhangzhou dan Quanzhou, Fujian di pesisir tenggara Tiongkok. Area pameran dalam museum memperkenalkan ukiran karya seni Tionghoa pada arsitektur bangunan. Ketika melihat bangunan peninggalan paling kuno di Filipina —— Gereja San Agustin, didapati elemen dekoratif bergaya gulungan awan menyerupai naga, juga ada ukiran batu berbentuk singa duduk di pintu masuk, memperlihatkan begitu besarnya pengaruh dari orang Tionghoa.
Filipina di Taiwan
Wallace Chow mengemukakan, “Ada 150 ribu pekerja migran asal Filipina di Taiwan, selain pekerjaan rumah tangga, kebanyakan dari mereka bekerja di pabrik peralatan elektronik atau teknologi tinggi, mereka berkontribusi besar bagi perkembangan ekonomi Taiwan.” Di ZhongShan South road section 3 terdapat sebutan “Little Manila”, menjadi tempat bagi para pekerja migran asal Filipina berkumpul di akhir pekan. Gereja St. Christopher yang melayani misa dalam bahasa Inggris dan Tagalog, merupakan pusat keagamaan bagi orang Filipina di Taiwan. Masih ada King Wan Shop, sebuah tempat yang membuat orang Filipina serasa pulang ke “rumah”, memuaskan pekerja migran dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari mereka.
Hsinchu juga merupakan tempat penting untuk pekerja migran asal Filipina berkumpul. “Taiwan Panorama” pernah melaporkan bagaimana Mario Subeldia, seorang pekerja migran pertama yang mendapat izin sebagai seniman jalanan di Taiwan, mengajak para pekerja migran Filipina menggelar kontes kecantikan di Taiwan. Direktur editor media independen “Migran’s Park (移人)” Asuka Lee bercerita, kontes kecantikan merupakan kegiatan nasional di Filipina, dan karena letak geografis dan banyaknya pekerja migran yang berbasis Hsinchu, menjadikannya sebagai tempat penyelenggarakan berbagai ragam kontes kecantikan pekerja migran Filipina.
Berinvestasi di Filipina
Hubungan ekonomi dan perdagangan antara Taiwan dan Filipina juga semakin erat, Wallace Chow mengemukakan, Taiwan adalah mitra dagang terbesar kedelapan bagi Filipina, pasar ekspor terbesar kedelapan, dan sebagai negara sumber impor kedelapan terbesar.
Pada era tahun 1990, ada sekelompok pengusaha Taiwan memimpin rombongan dan mulai membuka pasar Filipina untuk menanggapi Kebijakan Arah Selatan dari pemerintah. Tsai Sheng-lin, pengusaha Taiwan yang sekarang menjadi Manajer Hudson Outdoor Industrial Inc., sebuah perusahaan Taiwan di Filipina, membeberkan bahwa bosnya pada tahun 2012 terlebih dahulu membangun pabrik di Vietnam, kemudian untuk mendiversifikasi risiko barulah pada tahun 2019 membangun jalur produksinya di Filipina.
Para pengusaha memilih menapakkan kakinya di kawasan industri Teluk Subic (sebuah teluk di pantai barat Pulau Luzon, Filipina), Tsai Sheng-lin mengatakan, “Dulu kawasan industri Teluk Subic adalah pangkalan militer angkatan laut Amerika Serikat, sebuah teluk dengan kedalaman air yang sangat dalam, sehingga memudahkan untuk memasukan barang, ditambah lagi kawasan ini adalah zona bebas pajak, cocok untuk perusahaan kami yang memroses bahan impor, tidak perlu lagi melalui proses pajak, ini merupakan kemudahan dan keuntungan bagi kami.”
Best Chang yang telah menginjakan kakinya di Filipina selama 11 tahun, tahun lalu ia menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang Taiwan Teluk Subic, menerima rombongan delegasi dengan harapan dapat menciptakan semakin banyak hubungan antara Taiwan dan Filipina.
Sepenggal Sejarah Yang Tertinggal di Perpustakaan
Pada tahun 2017, Fabio Lee dengan dukungan dari Yayasan Chiang Ching-kuo mengorganisir tim pertukaran akademis, melakukan survei pelestarian sumber sejarah peninggalan Spanyol di Tiongkok dan Taiwan. Dalam arsip yang tersimpan di Universitas Santo Tomas – Manila ditemukan sekumpulan naskah tulisan tangan dari Tang Ren (secara umum diartikan sebagai orang Tionghoa) di Filipina, yang dalam katalog ditandai dengan tulisan “Vale muy poco” (bernilai sangat sedikit). Tulisan ini membangkitkan rasa penasarannya, mengapa arsiparis memberikan penilaian seperti itu untuk kumpulan materi tersebut? Ia pun membolak-balik arsip dan terkejut begitu melihat terdapat kosa kata Spanyol yang diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin dan Hokkien. Ia juga melihat dari entri “Keelung Tamsui” dengan menggunakan Bahasa Spanyol untuk masa sekarang ini menafsirkan “Tierra de Isla Hermosa ado estan los españoles” (bermakna, bagian Formosa tempat orang Spanyol berada, Fabio Lee menggunakan semua ini untuk menjelaskan dan menyimpulkan pengeditan sumber sejarah adalah pada masa pendudukan Spanyol di utara Taiwan (tahun 1626 – 1642).
Sejak saat itu tim peneliti memulai penyelidikan, penelitian, penyusunan dan kompilasi, baru kemudian diterbitkan menjadi seri buku “Dokumen Sejarah Hokkien – Spanyol (Hokkien Spanish Historical Document Series)” dan merupakan dokumen paling awal yang dihasilkan dari kontak lingusitik antara penutur bahasa Spanyol dan Hokkien yang diketahui sekarang ini.
Karya sejarah pertukaran Hokkien dan Spanyol ini membuat tim peneliti trans nasional Fabio Lee mendapat pujian dari keluarga kerajaan Spanyol; penemuan kumpulan sumber sejarah ini adalah dokumen penting pertukaran dan saling mempelajari bahasa satu sama lain antara orang-orang Spanyol dan Hokkien pada masa 400 tahun yang silam. Kapsul mesin waktu dari zaman penjelajahan, membuka sudut sejarah yang tertutup debu. Namun seharunsya masih ada lebih banyak lagi jalinan hubungan antara Taiwan dan Filipina yang menanti kita untuk kembali melanjutkan pertukaran bilateral, dan kembali menceritakan lebih banyak kisah.
Mungkin pengaruh dari koloni Eropa dan Amerika, bangunan-bangunan di Manila memadukan kekhasan Tiongkok dan Barat, juga disebut sebagai “kota paling Eropa di Benua Asia”.
Wallace Chow mengemukakan, Taiwan adalah mitra dagang terbesar kedelapan bagi Filipina, pasar ekspor terbesar kedelapan, dan sebagai negara sumber impor kedelapan terbesar.