Misi Pelayanan di Filipina
Taiwan Menyalurkan Kehangatan dan Kekuatan
Penulis‧Cathy Teng Foto‧Jimmy Lin Penerjemah‧Farini Anwar
Oktober 2024
Misi Pelayanan di Filipina, kemitraan, Taiwan dapat membantu!
Pertanian Percontohan Tim Misi Teknis Taiwan (Taiwan Technical Mission/TTM) yang resmi dibuka di Filipina pada tahun 2023 telah memperbaiki kehidupan petani kecil lokal; Taiwan Fund for Children and Families (TFCF) kantor cabang Filipina membantu warga Filipina untuk membangun “komunitas yang tangguh”; Ada pula Yayasan Tzu Chi cabang Filipina (The Tzu Chi Foundation Philippines) yang telah berada di Filipina hampir 30 tahun memberikan pengobatan jiwa dan rohani kepada banyak warga Filipina.
Tim Misi Teknik Taiwan di Filipina
Taiwan Berbagi Pengalaman
Pertanian Percontohan Tim Misi Teknis Taiwan (Taiwan Technical Mission/TTM) Filipina resmi dibuka pada Desember 2023 di Kota Tarlac. Ini adalah program kerja sama International Coorperation and Development Fund (ICDF) dengan Kementerian Pertanian Filipina, diperkirakan akan dapat memperbaiki pendapatan petani lokal, bahkan Gubernur Tarlac, Susan Yap menyebutnya “Ini adalah hadiah Natal yang terbaik bagi warga di Propinsi Tarlac.”
Pertanian Percontohan terdiri dari lahan pertanian terbuka dan dua rumah kaca cerdas, Kepala Tim TTM di Filipina, Dominick Lee memandu kami untuk berkeliling lahan pertanian sambil menjelaskan situasi sulit dari pertanian di negara tersebut. Filipina yang beriklim tropis, panas sepanjang tahun, hanya dibagi dengan musim hujan (Mei – Oktober) dan musim kemarau (November – April tahun berikutnya), ditambah dengan adanya taifun yang melanda, rata-rata sekitar 20 taifun setiap tahunnya, berdampak besar bagi produksi pertanian.
Tim Misi Teknis Taiwan (TTM) memikul banyak tugas, Dominick Lee menyimpulkan, pertama adalah meningkatkan hasil dan kualitas tanaman. Kedua, merubah kebiasan bercocok tanam dari petani lokal, ketiga adalah masalah penjualan akhir.
Sebenarnya kebanyakan masalah yang dihadapi petani tidak lain adalah penggunaan pestisida dan pupuk, serta cara pengelolaan tanah. Mereka berharap dengan percontohan budidaya dan komunikasi konsep dapat mengubah kebiasaan para petani. Misalnya penggunaan pupuk yang rasional dan penambahan penggunaan kompos organik. Dominick Lee menegaskan, “Kami tidak mempromosikan industri pertanian organik secara menyeluruh, tetapi asalkan berupaya keras mengarah pada budidaya organik, maka lahan tanah pun akan memberikan imbalan kepada Anda.”
Tim Misi Teknis Taiwan juga melakukan peragaan dan eksperimental budidaya pare, blustru, dan paprika serta lainnya. Dominick Lee menjelaskan, “Kami mencoba untuk mencari variestas yang lebih tahan dengan kondisi iklim setempat agar para petani bisa memiliki lebih banyak pilihan varietas. Selain itu juga menyediakan model pengelolaan budidaya tanaman yang lebih baru untuk mengatasi masalah banjir atau kekeringan, dan hama penyakit.”
Ketua Tim Misi Teknis Taiwan (TTM), Dominick Lee (kanan) dan Teknisi Tseng Jen-hui (kiri) melalui teknik pembudidayaan dan pengelolaan tanaman dalam ladang percontohan untuk memperbaiki pendapatan dari petani lokal.
Tim Misi Teknis Taiwan mendirikan pos cuaca untuk mengumpulkan data di lapangan, Koordinator Proyek, Tom Peng (memakai topi) dalam rapat memberikan penjelasan dan analisa kepada petani, angka-angka dapat berbicara.
Mengajarkan Petani Filipina Pertanian Cerdas
Kami berkendara menuju ke Tabon San Jose Farmer's Association (TSJFA) di Propinsi Pampanga, di mana Koordinator Proyek TTM Tom Peng bersama petani anggota koperasi telah menunggu lama.
Tom Peng menjelaskan, sawi putih dan pare merupakan tanaman utama asosiasi pertanian. TTM membina masyarakat tani untuk dapat meningkatkan produksi. Kami melihat tanah yang berbukit-bukit dengan jaring labu di atasnya, sawi putih berwarna kehijauan bertumbuh di tanah, di antara sawi putih tumbuh merambat pohon pare. Tom Peng menjelaskan, “Pengelolaan lahan tanah seperti ini, salah satu alasannya adalah tanah yang dimiliki petani kecil tidak luas, kami menggunakan metode ini untuk memaksimalkan penggunaan tanah guna meningkatkan pendapatan.”
Tim TTM membantu petani lokal dalam pembuatan “kalender budidaya” dan merotasi tanaman dalam berbagai pengajaran yang berbeda, kegunaannya adalah karena penyakit dan serangga tanaman berbeda, dengan demikin dapat mengurangi penggunaan pestisida. Tom Peng menegaskan, industri pertanian sebenarnya adalah sebuah keprofesionalan yang memerlukan kecermatan dan ketelitian, harus merencanakan penghindaran risiko, selain unsur iklim juga harus mempertimbangkan harga.
Taiwan Fund for Children and Families (TFCF) Filipina
Membangun Ketahanan Komunitas
Taiwan Fund for Children and Families kantor cabang Filipina disingkat TFCF Filipina menggantungkan papan namanya secara resmi pada November 2019, kepala cabang Kelly Chang datang pada Desember tahun yang sama, mencari keluarga yang memerlukan bantuan, dan tidak disangka hingga tahun berikutnya bencana datang berturut-turut.
Gunung berapi Taal yang terletak tidak jauh dari utara Manila meletus pada Januari 2020 dan pandemi Covid-19 merebak luas pada Februari 2020.
Distrik Addition Hill di Kota Mandaluyong adalah kawasan utama pelayanan TFCF Filipina, dalam kawasan ini terdapat 410 ribu keluarga ekonomi lemah. Kelly Chang mengingat kembali, merebaknya pandemi dengan sangat ganas dan cepat. Pada tanggal 12 Maret, pemerintah Filipina mengumumkan isolasi kawasan per tanggal 15 Maret, Kelly Chang dan rekan kerjanya bergerak cepat mengumpulkan barang-barang pencegahan pandemi dan langsung mendistribusikannya pada 14 Maret.
Penutupan kota pada keesokan harinya.
Penutupan kota berlangsung selama dua bulan lebih, pada akhir Mei baru kembali dibuka, Kelly Chang untuk kedua kalinya membagikan barang-barang di jalan-jalan pada tanggal 2 Juni dan mendapatkan orang yang lalu lalang bertambah banyak, saat itu ia baru mengetahui bahwa satu malam sebelumnya telah terjadi kebakaran besar yang menghanguskan hampir 900 rumah penduduk, membuat 4.000 lebih orang kehilangan tempat tinggal.
Kelly Chang melihat berbagai bencana yang dialami masyarakat Filipina, mempertimbangkan untuk melokalisasikan TFCF dan mengembangkan konsep “ketahanan komunitas”.
Meskipun tugas utama TFCF memberikan bantuan bagi anak-anak ekonomi lemah, tetapi di Filipina untuk dapat “bertahan hidup” saja sudah menjadi masalah. TFCF memutuskan untuk menggunakan sebagian dana pada perbaikan lingkungan setempat, bersamaan dengan itu juga memberdayakan para orang tua di komunitas, merupakan benih yang dapat memperluas jangkauan dalam komunitas.
Taiwan Fund for Children and Families (TFCF) tidak hanya menyediakan bantuan barang kebutuhan sehari-hari, tetapi juga peduli dengan kebutuhan psikologis mereka. (Foto: TFCF)
TFCF mendorong divisi kesiapsiagaan bencana bersedia mendukung dengan mengalokasikan sumber dayanya, bersama-sama membahas untuk pembuatan peta komunitas agar warga yang bermukim mengetahui bagaimana cara merespons jika terjadi kebakaran. (Foto: TFCF)
Pada tahap awal, otoritas pemerintah setempat masih mengamati dan kesediaan untuk bekerja sama tidak besar. Kelly Chang hanya seorang diri menghubungi pemadam kebakaran, meminta mereka memberikan pelatihan bagi para orang tua komunitas, membangun konsep dasar pencegahan kebakaran. Keikutsertaan setahap demi setahap membuat otoritas pemerintah perlahan-lahan menyadari TFCF benar-benar berniat untuk membantu komunitas, juga membuat divisi kesiapsiagaan bencana bersedia mendukung dengan mengalokasikan sumber dayanya, bersama-sama membahas untuk pembuatan peta komunitas agar warga yang bermukim mengetahui bagaimana cara merespons jika terjadi kebakaran. Bahkan mengajak otoritas pemerintah untuk bersama-sama merenovasi bangunan yang berisiko, mengubah bangunan berbahan kayu yang rawan kebakaran dengan bahan beton, meningkatkan keamanan perumahan warga secara nyata.
Yayasan Tzu Chi cabang Filipina
Klinik Amal, Pantang Menyerah Hadapi Pasien Apapun
iba di Yayasan Tzu Chi cabang Filipina (The Tzu Chi Foundation Philippines) yang berlokasi di Distrik Sta. Mesa pada pagi subuh. Di luar Pusat Kesehatan Mata terlihat antrian panjang, Penanggung Jawab Pusat Kesehatan Mata Tzu Chi (Tzu Chi Eye Center), Dr. Alfredo Li berada di tengah antrian memberikan penjelasan layanan klinis, “Banyak warga telah datang mengantri sejak pukul 5 pagi, hari ini kurang lebih ada 200 orang lebih.”
Para relawan berbincang-bincang dengan kami mengenai masa-masa awal Tzu Chi di Filipina. Kepala pelaksana yayasan yang pertama ingin memberikan pelayanan medis, ibu dari Dr. Josefino C. Qua yang adalah anggota Tzu Chi mengangkat tangan dan mengatakan bahwa anaknya adalah seorang dokter, Dr. Josefino C. Qua yang sedang beristirahat di samping langsung menyeletuk dan mengatakan, “Begitulah ibu saya menyumbangkan diri saya pada Tzu Chi.”
Ia dengan santai bercerita kisah praktek kliniknya, pada masa-masa awal sangat sulit, harus meminjam ruangan kelas di sekolah sebagai ruang praktek klinik amal, meja kerja dijadikan meja operasi, dengan lampu bohlam sebagai sumber penerangan operasi.
Klinik amal Tzu Chi di Filipina dimulai pada tahun 1995, dan berlangsung dengan sukses, hal ini membuat Ketua Pelaksana Yayasan Medikal Budha Tzu Chi (Buddhist Tzu Chi Medical Foundation) Lin Chin-lon penasaran, untuk itu secara khusus melakukan inspeksi ke Filipina, “Sangat sulit, tetapi keberhasilan mereka sangat baik.”
Dalam praktek amal di Filipina, kami selalu melihat kasus-kasus yang sangat luar biasa, Dr. Josefino C. Qua menjelaskan, di Filipina, karena tidak ada uang untuk berobat ke dokter, sering kali penyakit ringan tertunda hingga menjadi parah, oleh karena itu setiap kali turun ke pedesaan, para dokter relawan berupaya mengobati sebanyak mungkin, bukan karena berlomba, melainkan tidak ingin mengecewakan pasien, tidak ingin pasien meninggal karena tidak mendapat kesempatan berobat.
Pendiri Yayasan Tzu Chi, Master Chen Yen bersedia memberkati perencanaan Pusat Tzu Chi Filipina untuk membangun rumah sakit baru pada 1 Oktober 2023, para relawan dengan gembira menyampaikan kabar baik ini pada kami.
Sebenarnya rencana membangun rumah sakit sudah ada sejak beberapa tahun lalu, di atas kartu nama Dr. Josefino C. Qua bertuliskan MD, MBA, dan MHM, ia menjelaskan bahwa MD adalah Doctor of Medicine, MBA adalah Business Management dan MHM adalah manajemen medis, sepertinya sudah menjadi takdir, ia sudah sejak awal mempersiapkan masa ini. Di usia yang ke-70, ia memimpin timnya untuk terus berupaya membangun sebuah rumah sakit baru.
Masih banyak kisah yang terakumulasi selama 28 tahun, kami hanya bisa menekan tombol berhenti sementara, menanti hingga rumah sakit selesai dibangun baru kami akan datang kembali ke Filipina untuk mendengarkan kisah selanjutnya.
Para dokter dalam situasi sulit memberikan layanan klinik, tanpa membedakan dokter atau perawat, semua berupaya agar pasien tidak kehilangan kesempatan untuk diobati. (Foto: Dr. Josefino C. Qua)
Pusat Kesehatan Mata menyediakan pelayanan gratis selama 17 tahun, memberikan perawatan medis yang paling profesional agar warga yang menderita penyakit dapat kembali melihat cahaya.