Surga Baru di Negeri Selatan
Pertukaran Taiwan – Vietnam dari Ekonomi Perdagangan Hingga Medis
Penulis‧Lynn Su Foto‧Lin Min-hsuan Penerjemah‧Farini Anwar
Juni 2024
Kota Ho Chi Min, Vietnam selalu diwarnai dengan keramaian lalu lintas, bayangan lalu lalang perahu di atas Sungai Saigon, kepadatan lalu lintas menunjukkan vitalitas perekonomian Vietnam.
Melambaikan tangan selamat tinggal pada kabut peperangan yang meliputi Vietnam selama bertahun-tahun, pemerintah Vietnam mencanangkan reformasi dan pembukaan pada tahun 1989, sehingga dalam seketika Vietnam menjadi surga baru bagi penanaman modal asing.
Tiga puluh tahun kemudian, perekonomian Vietnam meningkat pesat, dan seiring dengan pertumbuhan tersebut, terdapat 80 ribu pebisnis Taiwan, 4.000 perusahaan Taiwan, dengan total investasi sebesar NTD 400 miliar, merupakan cakupan yang besar sehingga menjadikan Taiwan sebagai investor besar di Vietnam.
Prediksi Tepat, Injakkan Kaki di Vietnam
“Sebelum anak laki-laki saya dilahirkan, saya sudah membuat sepatu”, demikian ujar David Yuan, CEO Grup Perusahaan Eternal Prowess Vietnam yang menyempatkan diri untuk datang ke Le Dinh Hotel yang merupakan anak perusahaan dari Eternal Prowess, membicarakan upaya kerasnya di tanah rantau.
“Sebenarnya tidak ada dalam rencana untuk terus menetap di sini.” Tutur David Yuan. Memulai usahanya di Tainan pada tahun 1975, dengan produk utama berupa bagian tengah dan luar sol sepatu karet, pelanggannya adalah perusahaan merek sepatu internasional seperti Puma, Adidas dan lainnya. Guna mendapatkan profit yang lebih baik, membuatnya berpikir untuk mengembangkan usahanya ke luar negeri.
Masa itu adalah era ekspansi besar-besaran ke arah barat. David Yuan melakukan studi banding dengan mengunjungi Tiongkok, Indonesia, Thailand, Kamboja dan tempat-tempat lainnya, pada saat itu Vietnam bukanlah pilihan utama di kawasan ASEAN, tetapi populasi penduduk yang cukup besar berjumlah 100 juta jiwa, usia rata-rata penduduk baru 30 tahun lebih, lahan tanah yang luas ditambah dengan tenaga kerja yang murah, kesamaan budaya dengan Taiwan, serta faktor-faktor lainnya sehingga ia memutuskan untuk menginjakkan kakinya di Vietnam.
Tinggal di Vietnam untuk jangka panjang merupakan “kecelakaan yang indah” dalam kehidupan kebanyakan pengusaha Taiwan di Vietnam. Pada tahun 2007 datang ke Vietnam, Chien Chih-ming, Direktur Ho Team Construction Corporation sekaligus Ketua Kamar Dagang Taiwan di Vietnam mengatakan, “Pada saat itu sama sekali tidak menyangka bisa tinggal selama ini.” Daripada mengatakan mempertimbangkan potensi perkembangan masa depan Vietnam, mungkin lebih pas mengatakan naluri bisnisnya yang memungkinkan mereka menemukan panggung untuk menunjukkan keterampilan mereka.
Chien Chih-ming menjelaskan dari awal secara rinci. Setelah lulus dari jurusan Arsitektur National Cheng Kung University, sebagai seorang arsitek, pada saat di Taiwan, ia sempat bekerja sama dengan Formosa Plastic Group untuk proyek konstruksi besar seperti proyek Rumah Sakit Chang Gung Kaohsiung, Rumah Sakit Chang Gung Chiayi dan kilang Mailiao, pada masa itu mengikuti Formosa Plastik ke Vietnam.
Karena industri arsitektur merupakan industri khusus, tempat yang belum berkembang memiliki potensi yang besar. Ia mendirikan perusahaan di Vietnam Selatan, tempat berkumpulnya pengusaha Taiwan mengejar perkembangan pesat ke wilayah selatan.
Tahun ke-16 berada di Vietnam, secara kumulatif ia telah menangani lebih dari 180 proyek, dan perusahaan telah berkembang menjadi 200 karyawan dengan cakupan tim konstruksi lebih dari 3.000 orang. Untuk memenuhi kebutuhan kawasan bagian utara untuk beberapa tahun terakhir ini, maka mendirikan cabang perusahaan di Kota Hai Phong. Tidak dapat dipungkiri, seiring dengan tingkat ekonomi Vietnam yang terus meningkat, daya saing juga bertambah, “Namun seperti sekarang ini, kami juga sudah berdiri dengan menapakan kaki dengan stabil”, Chien Chih-ming mengatakannya dengan penuh percaya diri.
Pengusaha Taiwan yang ke Vietnam pada masa awal, mendirikan perusahaan yang kebanyakan bergerak di bidang manufaktur padat karya dengan jumlah karyawan yang besar.
Tanggung Jawab Sosial dari Perusahaan
Vietnam menjadi titik penting investasi ke arah selatan selama beberapa tahun terakhir ini, “Kalau dulu saya bertemu dengan teman sesama pengusaha, mereka semua pasti bertanya, ‘Mengapa kamu bisa ke Vietnam?’ sekarang gantian saya kalau melihat mereka maka akan mengatakan, ‘Akhirnya kamu datang juga!’” David Yuan menyampaikannya sambil bergurau.
Sebagai tempat investasi kedua terbesar Taiwan, Vietnam juga adalah mitra ekonomi dan perdagangan penting bagi Taiwan. Sebenarnya, jika nilai investasi luar negeri dimasukan dalam hitungan, maka nilai investasi pengusaha Taiwan di Vietnam seharusnya ada lebih dari NTD 600 miliar, menempati peringkat kedua setelah Korea. Spesialisasi proyek pengembangan perusahaan di berbagai negara berbeda-beda, seperti pengusaha Korea mengkhususkan diri pada pembangunan gedung-gedung tinggi, pengusaha Jepang menangani proyek infrastruktur publik yang besar seperti kereta peluru, bandara dan lainnya, sedangkan perusahaan kecil dan menengah Taiwan paling banyak, mulai dari masa awal bergerak di industri tekstil, funitur kayu, sepatu, dan sepeda hingga beberapa tahun terakhir ini mendirikan pabrik elektronik dan teknologi, menghidupi karyawan dan keluarganya yang tidak terhitung jumlahnya, “Jadi, tanggung jawab sosial dari pengusaha Taiwan juga paling berat.” David Yuan yang juga memiliki perusahaan dengan pegawai berjumlah sepuluh ribu orang karyawan, mengatakan bahwa jalan yang harus ditempuh masih panjang.
Membicarakan tanggung jawab sosial dari perusahaan, University Medical Shing Mark Hospital (Rumah Sakit Shing Mark) “Sebenarnya ingin membangun sebuah gedung hotel berbintang lima, terakhir malah membangun sebuah rumah sakit,” dapat dikatakan adalah contoh nyata yang sangat baik dari tanggung jawab sosial perusahaan.
Dengan ditemani Chien Chih-ming, kami mengunjungi Rumah Sakit Shing Mark yang dibangun oleh Ho-Team Construction Co., Ltd berlokasi di pinggiran Dong Nai. Berada di sampig jalan raya, bangunan rumah sakit berbentuk busur ini terlihat kokoh dan megah, saat melangkah masuk ke rumah sakit, tampak lobi dengan langit-langit yang tinggi, cukup transparan untuk dapat melihat ruang-ruang konsultasi dokter dan bangsal, desain tata letak yang megah dengan pembagian ruang yang memberikan kesan kepada orang seakan-akan memasuki sebuah hotel.
Yang menyambut kami adalah Victor Chao, Presiden Shing Mark Group sekaligus pendiri perusahaan funitur kayu terbesar Asia. Mengikuti Victor Chao yang dunia luar menyebutnya sebagai pengusaha “berwawasan investasi unik, kekuatan fisik yang luar biasa”, berjalan dengan badan tegap, penuh semangat, sama sekali tidak menyangka bahwa dia sudah berusia lebih dari 70 tahun.
Victor Chao menyimpulkan Rumah Sakit Shing Mark sebagai “1/3 rumah sakit, 1/3 hotel, dan 1/3 pabrik.” Desain tata letak yang mewah dan anggun, menyerupai hotel berbintang ini menggunakan funitur kayu produksi Shing Mark. Garis jalur pergerakan yang jelas, bersumber dari pengoperasian pabriknya. Rumah sakit menyediakan 2.200 ranjang pasien, 50 ruang operasi, dan 42 lift, kapasitas medis yang setara dengan rumah sakit kelas satu. Rumah sakit besar seperti ini sangat jarang ditemukan di Vietnam, kalau melihat lebih meluas ke Binh Doung, Dong Nai dan wilayah sekitar lainnya, juga hanya ada dua rumah sakit negeri Dong Nai dan rumah sakit Shing Mark saja.
David Yuan, pendiri Eternal Prowess, menginjakkan kakinya di Vietnam karena berwawasan investasi ke depan.
Direktur Ho Team Construction Corporation, Chien Chih-ming, karena kebetulan datang ke Vietnam, dan telah mengakar kuat di tanah ini.
Paradigma Baru Layanan Medis
Victor Chao dengan tenang menceritakan motivasi awal pendirian dari rumah sakit Shing Mark. Ia yang memulai karirnya dari funitur kayu, dengan pelanggan hotel ternama internasional seperti InterContinental, Park Hyatt, Disney dan lainnya, semua adalah pelanggan yang telah bekerja sama dalam jangka panjang. Victor Chao semula ingin terjun ke usaha perhotelan, saat proses permohonan izin usaha, pemerintah daerah setempat menyarankan: Untuk apa membangun hotel yang memberikan pelayanan khusus bagi orang berduit, yang dibutuhkan warga setempat adalah rumah sakit.
Tidak mudah untuk mendapatkan surat izin usaha rumah sakit di Vietnam, National Taiwan University Hospital (NTUH) dan Chang Gung Memorial Hospital sempat berupaya memperoleh izin tetapi tidak berhasil. Victor Chao yang telah mengakar lama di Vietnam, karena mendapat persetujuan dari pemerintah setempat, barulah mendapat lahan tanah dan izin usaha. Yang paling berharga adalah pembangunan rumah sakit membutuhkan investasi yang sangat besar mencapai USD 300 juta, semuanya adalah dana pribadi, ia tidak menjadikan profit sebagai prioritas, “Saya mendapatkannya dari daerah setempat, jadi saya mengembalikannya ke daerah setempat juga.” Menatap bagian luar rumah sakit yang megah, ia dengan rasa puas mengemukakan, “Akhirnya, saya juga tidak membuat mereka kecewa.”
Saat memulai pengoperasian, kebetulan tempat berpijak dari rumah sakit ini menghadapi serangan pandemi Covid-19. Kami secara khusus mewawancarai mantan wakil kepala rumah sakit, Peter Chang, yang kebetulan bekerja di Rumah Sakit Shing Mark pada masa puncak pandemi, dan secara secara pribadi mengalami masa yang penuh gejolak ini.
Peter Chang yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang kesehatan masyarakat, sempat menjadi konsultan kesehatan di Biro Kesehatan dan Kesejahteraan dan berbicara dengan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) semasa pandemi SARS. Pada Maret 2021, Peter Chang mewujudkan impian praktik kedokteran di luar negeri dengan bekerja di Rumah Sakit Shing Mark sebagai wakil kepala rumah sakit.
Pandemi merebak di Vietnam pada Mei 2021, menyebabkan kepanikan dan keragu-raguan pada masa awal pandemi; nyawa pasien terdiagnosis berada di ujung tanduk; tidak mudah mendapatkan peralatan, obat-obatan dan vaksin; pengusaha Taiwan bersatu dan bergotong royong memberikan bantuan yang dapat mereka berikan, baik dalam bentuk uang maupun tenaga. Sebagai benteng utama pelayanan kesehatan lokal, Rumah Sakit Shing Mark adalah salah satu lembaga yang memperoleh obat-obatan Merck, Remdesivir dan lainnya, serta vaksin Moderna dan Pfizer, menyelamatkan banyak nyawa manusia.
Ia yang sekarang menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Chang Bing Show Chwan Memorial Hospital masih sering pulang pergi Taiwan–Vietnam, aktif menghubungkan Taiwan dengan negara-negara lain. Dengan pandangan kuat terhadap perkembangan industri, ia dengan jelas menyatakan, para profesional medis Taiwan yang unggul, sehingga industri ini seharusnya melampaui zona nyamannya dan hanya dengan menjalin hubungan internasional baru dapat meningkatkan daya saingnya.
Kerja sama pertukaran transnasional, telah meningkatkan standar kesehatan Vietnam, juga memberikan dorongan kemajuan bagi medis Taiwan, pendirian dari Rumah Sakit Shing Mark menjadi paradigma baru bagi layanan medis kebijakan ke selatan. “Tidak saja pertukaran teknis individu, melainkan juga mentransfer keahlian medis yang bersifat sistematis secara komprehensif dan menyeluruh.” Demikian kesimpulan dari Peter Chang.
Memang jalinan hubungan antara Taiwan dan Vietnam yang paling kuat masih tetap pada ekonomi perdagangan. Karena strategi dan keberanian orang Taiwan datang ke Vietnam, sosok yang tekun dan fleksibel telah membutanya mengakar kuat di Vietnam. Namun juga karena kekuatan ekonomi yang kokoh telah mendorong interaksi di bidang lainnya. Pertukaran Taiwan dan Vietnam dapat kembali pada hubungan kemanusiaan, semua keluar dari kehangatan lubuk hati yang dalam.
Rumah Sakit Shing Mark yang luas memiliki desain tata letak yang megah layaknya hotel berbintang.
Suasana ceria para perawat yang tengah mengikuti ujian, menunjukan vitalitas dari Vietnam.
Peter Chang yang pernah menjadi wakil kepala rumah sakit Shing Mark, bersama Vietnam melalui masa terparah pandemi Covid-19.