Home

Keliling Taiwan

“Emas Hitam” Dalam Tanah

“Emas Hitam” Dalam Tanah

Kacang Tanah Mutiara Hitam dan Trafel Taiwan

Penulis‧Cindy Li Foto‧Chuang Kung-ju Penerjemah‧Amina Tjandra

April 2025

Tampilan trafel yang terlihat tidak begitu menarik, akan tetapi sangat berharga, bahkan disebut sebagai “Sajian berlian di atas meja makan”. Foto dari Fu Chuen-hsu dan Lin Chieh-lung yang menjalankan penemuan dan penelitian di Desa Taimali, Kabupaten Taitung.

Kacang tanah mutiara hitam dengan kulit arinya yang berwarna ungu kehitam-hitaman menjadi ciri khas Taiwan di kancah internasional atau trafel Taiwan yang tengah menanti lebih banyak sumber investor untuk mengembangkan industri bidang ini, keduanya adalah “emas hitam” yang menjadi harta karun terpendam di Pulau Formosa.

Mengupas kulit kacang tanah mutiara hitam, yang menarik perhatian adalah perbedaan kontras antara kulit ari kacang berwarna hitam dan cokelat.

Kacang Tanah Mutiara Hitam, Anugerah Tuhan bagi Taiwan

 

Puisi bertajuk “Peanuts (Luohuasheng)”, karya penyair Chen Jin-po menuliskan kata-kata sebagai berikut, “Diolah menjadi minyak untuk menyalakan lampu, juga menjadi makanan yang cocok dinikmati dengan anggur.”  Kacang tanah yang dijuluki sebagai “kacang panjang umur”, menjadi camilan yang disukai masyarakat Taiwan, kacang juga diperas untuk diambil minyaknya untuk menyalakan lampu minyak, yang menggambarkan secara jelas keterkaitan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagian besar jenis kacang tanah Taiwan adalah kacang tanah varietas Tainan no.9 atau dijuluki “kacang tanah minyak” memiliki kulit ari yang berwarna kulit atau cokelat muda, selain itu, masih ada kacang tanah yang berwarna merah, bergaris hingga kacang tanah mutiara hitam yang berwarna hitam mengkilat.

 

Hadiah Pemberian dari Tuhan untuk Kecamatan Yuanchang

Menelusuri asal-muasal kacang tanah mutiara hitam, maka kita akan mendengar pendapat yang berbeda-beda. Seorang peneliti dari Tainan District Agricultural Research and Extension Station, Chen Kuo-hsien yang mengabdikan dirinya untuk penelitian terhadap varietas kacang tanah selama bertahun-tahun, ia menyampaikan bahwa, pendapat yang dinilai lebih dapat dipercaya adalah saat petani sedang menanam bibit bunga dan mendapati diantaranya ada bibit kacang tanah yang sepenuhnya berwarna hitam, ia beranggapan ini adalah hadiah pemberian dari Tuhan dan membuatnya penasaran, maka disimpan dengan baik, lalu sejak itulah Kecamatan Yuanchang, Kabupaten Yunlin dikenal sebagai desa penghasil kacang tanah mutiara hitam.

 

Kebun kacang tanah yang hijau, dihiasi dengan bunga kacang tanah yang mungil dan lucu.

Kacang yang Perlu Mendapat Perhatian Khusus

Berjalan di tengah sawah kecamatan Yuanchang, seketika bisa merasakan apa yang dideskripsikan dalam puisi Chen Jin-po yang menggambarkan bahwa “Hamparan tanah yang berselimutkan dedaunan hijau, taman dipenuhi bunga kuning bagaikan kupu-kupu”, ladang kacang tanah yang baru digarap, di antaranya cabang-cabang tunas hijau terlihat bunga kuning tanaman kacang tanah yang mungil dan lucu. Bagi pengelola “Happy Peanuts” yaitu Ayah Wu Wen-qin, Wu Qi-lu beranggapan bahwa dirinya sebagai orang yang mengarap lahan pertanian, masa bunga bermekaran adalah momen yang harus mendapat perhatian khusus dari petani.

Kacang dalam bahasa Mandarin disebut dengan “Luohuaseng (terjatuh ke tanah dan berbuah)”, yang mana sebutan ini berasal dari proses pertumbuhan kacang tanah yakni bunga kacang bermekaran, setelah penyerbukan dan layu, tangkai tanaman yang membawa bakal buah (ovarium) akan menyusup ke dalam tanah untuk bereproduksi, berkembang menjadi buah yang kita kenal dengan  nama “kacang tanah”. Selama periode ini, tanaman kacang memerlukan lebih banyak nutrisi, itulah sebabnya sebagian besar petani memberikan pupuk tambahan pada masa tersebut, agar kacang tanah dapat tumbuh dengan baik.

Periode pertumbuhan kacang tanah mutiara hitam memerlukan waktu antara 110-120 hari, selama periode tersebut, selain pemberian berbagai pupuk dilakukan secara kontinyu, hal yang lebih penting dan menjadi perhatian adalah jarak ketinggian batang dan daun dari atas tanah, jangan sampai tumbuh berlebihan, yang dapat memengaruhi pertumbuhan kacang dalam tanah.

 

Ayah Wu Qi-lu (kanan 2), ibu Wu-Zhang Gong li (kiri 2) melanjutkan usaha keluarganya, dan generasi ke-2, Wu Wen-qin (kanan 1) dan Vincent Wu (kiri 1), keluarga beranggotakan 4 orang ini bersepakat membangun merek “Happy Peanuts”, mengembangkan pemasaran agar kacang tanah mutiara hitam semakin mendapat perhatian masyarakat luas.

Kehangatan dalam Kacang Berhati Hitam

Seperti yang diekspresikan oleh Chen Jin-po dalam puisinya, “Saya menyukai masa panen di akhir musim gugur, aroma kacang yang sedap tertinggal di dalam rongga mulut.” Baik itu adalah permen kacang, sup kacang manis atau kacang tanah sebagai isian dalam bacang dengan bermacam-macam rasa kacang, ada yang manis, ada yang asin gurih, semuanya selalu menggugah selera.

Namun, untuk kacang tanah mutiara hitam dengan kandungan antosianin yang mudah larut dalam air, jika diolah dalam hidangan masakan, ada risiko membuat makanan berubah menjadi hitam, maka dari itu, pemasaran kacang tanah mutiara hitam lebih sering dijual dalam kondisi kacang dalam kulitnya.

Kacang tanah yang baru saja dipetik, terlebih dahulu harus dijemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih sepuluh hari, setiap panen yang berlimpah, kacang tanah akan dijemur di atas jalan dan terlihat pemandangan luar biasa, bagaikan “jalan raya kacang tanah”. “Menjemur kacang tanah bukan sekedar membiarkan kacang tanah tergeletak begitu saja, tetapi dalam satu hari harus dibolak-balik setidaknya 2 kali, jika agak rajin maka setiap 2 jam harus membalikkan kacang.” Wu Wen-qin menambahkan, rasa kacang tanah mutiara hitam yang telah bermandikan sinar mentari akan terasa lebih renyah dibandingkan dengan kacang tanah yang digiling dalam mesin pengering. Setelah proses penjemuran, masih perlu menghilangkan kotoran, menyortir, dievaluasi dan terakhir baru dimasukkan ke dalam panci dan dipanggang dengan pasir. Wu Wen-qin menjelaskan, pemanggangan dalam campuran pasir dapat “mempercantik” kulit kacang, juga akan membuat kacang tanah matang dengan merata.

Setiap biji kacang tanah mutiara hitam “berhati hitam” yang diproduksi oleh pabrik “Happy Peanuts” milik keluarga Wu 3 generasi, sebagai bentuk pengabdian tulus mereka dan menjadikan kecamatan Yuanchang sebagai desa penghasil kacang tanah.

 

Trafel Taiwan, Berlian Mempesona dalam Tanah

Trafel Hitam dalam Tanah Taiwan

Pada tahun 2023, tim Taiwan Forestry Research Institute (TFRI) menemukan spesies trafel (atau truffle) hitam baru di Taiwan di Desa Taimali, Kabupaten Taitung maka spesies ini dinamai “Taitung Black Truffle (Tuber Taitung)” sesuai dengan lokasi tempat ditemukannya, di atas ketinggian 300 meter hingga 600 meter dari permukaan air laut. Sejauh ini, merupakan spesies trafel yang ditemukan di Taiwan di atas ketinggian terendah.

Beberapa penemuan spesies trafel sebelumnya seperti, Tuber lithocarpii pada tahun 2021, Tuber elevatireticulatum (trafel putih) pada tahun 2018, Red fold truffle (Hydnotrya tulasnei) pada tahun 2016 dan lainnya. Selama 7-8 tahun terakhir, Taiwan berturut-turut mempublikasikan hampir 5 jenis spesies trafel baru, semua ini merupakan buah hasil penelitian dari upaya keras dari peneliti Fu Chuen-hsu dan asisten peneliti Lin Chieh-lung dari tim konservasi hutan TFRI Kementerian Pertanian (Ministry of Agriculture, MOA).

Fu Chuen-hsu membeberkan, berdasarkan database dari berbagai negara dan mengintegrasikan  informasi pertanahan Taiwan, hasil pendataan dari Direktorat Jenderal Konservasi Lingkungan Alam dan Kehutanan Kementerian Pertanian, untuk mengidentifikasi “hotspots”, kemudian membuat studi banding apa yang pernah dirangkum oleh Profesor Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan National Taiwan University, Hu Hung-tao selama 30 tahun tentang 5 hotspots utama penyebaran trafel, terakhir memilih 2 atau 3 hotspots dan mencari jejak trafel.

Fu Chuen-hsu berbagi, spesies dengan ketinggian 1.200 meter hingga 1.300  meter dari permukaan air laut, bisa ditemukan dan dipetik berkisar pada November hingga Februari tahun berikutnya. Sedangkan musim spesies trafel yang berada di atas ketinggian 2.500 meter dari permukaan air laut, bisa ditemukan pada Juni atau Juli (akan tetapi di Pusat Penelitian Lienhuachih -terletak di atas ketinggian 576 meter hingga 925 meter- mendapati masa panen trafel sudah amburadul dan sulit untuk ditentukan). Menurut tim penelitian, tanah basa dan iklim sejuk menjadi persyaratan untuk pertumbuhan trafel, ketika memasuki daerah dataran rendah, dari hasil penelitian sebelumnya tidak dapat lagi diterapkan sepenuhnya, juga membuat pola pertumbuhan trafel mengalami perubahan yang sulit diprediksi.

 

Data Spesies Baru yang Tak Boleh Terabaikan

Setelah menemukan trafel, masih ada banyak persyaratan yang perlu dipenuhi untuk dapat memverifikasi “identitas spesies baru”.

Staf tim penelitian membeberkan, spesies trafel baru yang dipublikasikan internasional, perlu melaporkan secara lengkap dan rincian tentang jumlah spora trafel, ukuran dan bentuk secara keseluruhan, serta melakukan studi perbandingan dalam diagram percabangan spesies tumbuhan untuk memastikan apakah temuan trafel baru memiliki karakteristik yang sama dengan trafel yang didapati sebelumnya di dunia, demikian baru dapat dikatakan “kisah” trafel baru terungkap secara jelas.  

Untuk memastikan spora jamur matang, dapat dikatakan menjadi satu bagian yang paling memakan banyak waktu. Lin Chieh-lung mengatakan, bulan Mei pada suatu tahun, mereka mengumpulkan sepuluh trafel di Pusat Penelitian Lienhuachih di Nantou, setelah dibawa ke laboratorium dan mendapati spora jamur masih belum matang, maka hanya bisa menunggu hingga Juli-Agustus dan Februari tahun berikutnya, akan tetapi semuanya tidak ada hasilnya.

Trafel putih di bawah mikroskop, spora trafel bercorak garis mirip dengan cangkang penyu, jauh berbeda dengan bentuk trafel hitam yang berduri, meskipun demikian, ini semua menjadi indikator penting untuk membuktikan apakah trafel berkemampuan untuk berkembang biak.

 

Bagian berbentuk huruf Y menandakan keberhasilan budidaya pembibitan mikoriza sintetik.

30 Tahun Perjalanan Trafel Taiwan

Saat membahas penelitian trafel dalam beberapa tahun terakhir ini membuah pencapaian yang luar biasa, maka tidak bisa dipungkiri, ini merupakan landasan yang dibangun 30 tahun yang lalu oleh tim peneliti trafel Taiwan Hu Hung-tao.

Hal yang mereka sampaikan terbagi atas, laporan pertama terkait temuan spesies trafel baru di Taiwan adalah trafel spesies Tuber formosanum pada tahun 1992, dilanjutkan dengan publikasi trafel spesies Tuber furfuraceum pada tahun 2009, dan pada tahun 1990, Hu Hung-tao membangun kebun trafel buatan pertama di Asia yang berlokasi di hutan eksperimental National Taiwan University.

Sempat vakum selama beberapa dekade, untungnya, Fu Chuen-hsu dan Lin Chieh-lung mengambil alih dan kembali membangun “Impian penelitian trafel Taiwan”, kemudian secara berturut-turut menemukan 5 spesies trafel baru. Mereka beranggapan Taiwan tidak hanya itu saja, akan tetapi ada potensi yang lebih besar, “berdasarkan hasil evaluasi kami, dengan kondisi di Taiwan bisa menemukan setidaknya ada 15 spesies trafel”.

 Trafel adalah jenis jamur yang rapuh dalam lingkungannya, membutuhkan tanah basa, di Eropa sering kali ditemukan di kawasan batu gamping atau kars, lahan dengan komposisi utama terdiri dari batu kapur. Hal ini membuat Lin Chieh-lung berpandangan bahwa, selain sepanjang Puli dan Sunmoonlake di Nantou dan kawasan hutan di Lijia, Taimali, dan Anshuo di Taitung. Kedua kawasan ini menjadi hotspot yakni basis populasi organisme untuk bertahan hidup pada zaman es, ditambah lagi topografi batu kapur kawasan Taiwan Timur juga memenuhi kondisi sebagai lahan tanah basa, sehingga memungkinkan adanya spesies trafel baru yang belum ditemukan di dunia.

Selain itu, hal yang patut diketahui adalah, kawasan hutan pegunungan Taiwan yang terletak di atas ketinggian memiliki lapisan humus yang tebal, sehingga sebagian spesies trafel baru bisa bermunculan di tengah tanah asam, ini merupakan penemuan yang sangat langka, “di tanah asam dapat ditemukan trafel hitam, dengan nilai pH tanah berkisar antara pH5 – pH6, tidak ada satu pun yang melampaui dari pH netral 7”. Lin Chieh-lung menyoroti pernyataan ini dan mengatakan, ini menunjukkan keunikan spesies trafel baru Taiwan yang berbeda dengan trafel lain yang ada di seluruh dunia.

 

Tim peneliti mencoba untuk mengembangbiakan spora trafel dan menyimpan galur (strain) yang berharga, serta melakukan eksperimen inokulasi penanaman pada berbagai bibit tanaman. Selain menghimpun berbagai data perkembangan trafel, juga mempersiapkan produksi trafel skala besar di masa mendatang.

Spora trafel putih

Spora trafel hitam

Tim peneliti yang dipimpin oleh Fu Chuen-hsu (kanan 1), Lin Chieh-lung (kiri 1) telah berkeliling dunia untuk mengumpulkan pengalaman budidaya trafel dari berbagai negara di dunia, sebagai referensi bermanfaat untuk pengembangan dan penelitian trafel di Taiwan. (Foto: Lin Chieh-lung)

Penelitian “Emas Hitam” Berikutnya

Selama proses penemuan dan penelitian trafel, sebenarnya para peneliti juga berupaya mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati Taiwan. Selain makhluk hidup yang ada di daratan, kita juga perlu memerhatikan 70% biomassa global yaitu organisme dan bakteri yang hidup di bawah tanah, meskipun sering kali diabaikan, namun keberadaan makhluk hidup ini sangat penting untuk perlindungan ekosistem lingkungan secara keseluruhan.

Selain menambah keanekaragaman organisme, persyaratan lingkungan untuk pertumbuhan trafel sangat tinggi, juga bernilai ekonomi tinggi. Dalam kategori under-forest economy, memberlakukan prakarsa perlindungan ekosistem hutan dan cakupannya, terdapat kemungkinan prospek pengembangan yang signifikan, karena trafel memiliki hubungan “simbiosis” dengan tanaman inangnya. Fungi menyerap karbohidrat dan nutrisi lainnya dari akar tanaman, saat bersamaan tanaman juga memperoleh air dan nutrisi yang diperlukan dari tubuh fungi. Apabila mengadopsi metode pertanian konvensional maka senyawa kimia akan menyebabkan mikro organisme dalam tanah kehilangan keseimbangan serta memengaruhi pertumbuhan fungi. Oleh karena itu, di dalam tanah yang terdapat trafel maka tanah tersebut harus sehat dan bebas polusi.

Saat bersamaan, Fu Chuen-hsu mengingatkan, “wajib mengutamakan ‘lahan penanaman yang tepat’ dalam upaya mengomersialkan industri trafel.” Terlebih trafel bukan jenis tanaman yang ditanam dan dituai dalam waktu singkat, memerlukan kesabaran menunggu dan irigasi terus-menerus, agar upaya keras dalam penelitian trafel dapat terus berlanjut, serta menanti industri trafel Taiwan bersinar di kancah internasional.

 

 

Untuk memastikan apakah spora trafel sudah matang, maka perlu diamati menggunakan mikroskop.

Tubuh trafel yang terkumpul dari berbagai tempat dengan ukuran besar berkisar 7 cm, sedangkan ukuran kecil kurang dari 1 cm.

Artikel terkait

Artikel Populer