Angin dan Ombak Memikat Hati
Berselancar di Taiwan
Penulis‧Esther Tseng Foto‧Lin Min-hsuan Penerjemah‧Farini Anwar
Juni 2024
Nick berselancar angin di Dulan, Taitung.
Datang ke Taiwan untuk berselancar selalu cocok kapan saja di setiap musim sepanjang tahun. Menikmati kehangatan samudra, keberagaman kuliner, keramahan orangnya, semua ini menjadi bagian dari keseharian dalam perjalanan wisata di Taiwan.
Mengunjungi Dulan yang terletak di pesisir kaki pegunungan, terlihat hamparan hijau Gunung Dulan, samudra nan luas dan biru dengan angin dan ombak dari kejauhan. Nicolas Postec (panggilan akrab Nick) yang berkewarganegaraan Prancis telah dua tahun berturut-turut long stay selama tiga bulan ketika berkunjung ke Taiwan, menikmati tanpa pernah bosan setiap hari bermain selancar atau selancar angin di Teluk Dulan.
Foto: Pemerintah Kabupaten Taitung
Selancar, Pemandian Air Panas, Hot Pot
“Sebuah tempat yang sangat sulit ditemui di dunia, bersamaan dengan itu juga memiliki angin dan ombak yang sangat baik.” Demikian ujar Nick, yang biasanya berselancar di Biarritz atau Hossegor di Prancis yang memiliki budaya selancar, tetapi sangat dingin pada saat musim dingin. Sedangkan ombak Taiwan yang selalu sangat bagus dari Oktober hingga Februari di tahun berikutnya, selalu cocok untuk berselancar setiap hari, dan ini merupakan hal yang paling menyenangkan.
Pada tahun 2022 ketika mencari dan mengumpulkan tempat-tempat berselancar dari internet, Nick tertarik pada sebuah video dari sebuah toko perlengkapan selancar di Dulan, Taitung. Setelah mempersiapkan diri dengan baik, ia pun memutuskan datang ke Taiwan untuk berselancar.
Dilengkapi dengan dua papan selancar angin dan satu papan selancar yang dikirim dari Prancis ke Taiwan melalui udara, Nick memuji angin dan ombak Taitung, “Ombak Dulan yang sangat konsisten, sangat kuat tetapi tidak berbahaya, sehingga dapat dengan mudah meningkatkan teknik berselancar dirinya.”
Hal pertama yang ia lakukan setiap hari saat bangun tidur adalah ke toko waralaba 7-11 untuk minum segelas kopi, selanjutnya baru mengamati ombak pada hari itu. “Jika ombak besar maka bermain selancar, kalau angin kencang bermain selancar angin.” Sambil tertawa ia mengatakan, “Karena selancar angin adalah ‘saudara sepupu’ dari selancar!”
Menurut Nick, hampir setiap hari bisa selancar di Taiwan. Olahraga ekstrem ini sangat menguras tenaga, maka “makan hot pot, berendam di pemandian air panas di Hongye, Zhiben, merupakan cara paling baik untuk memulihkan kembali tenaga, apa lagi hot pot dengan ramuan herbal, sangat menyehatkan,” demikian tutur Nick sambil tertawa penuh kepuasan.
“Kalau bukan karena harus bekerja, saya ingin tinggal terus di Taiwan.” Nick menjelaskan, selancar adalah sejenis olahraga yang dapat menjernihkan tubuh dan pikiran, memberikan rasa puas dan kenikmatan hidup. Yang paling penting adalah ia bertemu dengan banyak teman pecinta selancar di Taiwan. “Di ke depannya, saya akan datang ke Taiwan di musim selancar setiap tahun,” tukasnya.
Long stay di Taiwan, setiap hari Nick berselancar tak peduli ombak besar atau kecil, tidak saja meningkatkan teknik, juga membuat dirinya semakin baik saat bermain ombak.
Toko selancar WaGaLiGong menggelar festival “Taitung Wave Classic”, menarik para pencinta selancar dari berbagai tempat di seluruh dunia untuk datang berkumpul di Taiwan. (Foto: Festival Taitung Wave Classic)
Orang Memberikan Memori Terindah
Yang dikatakan teman baik oleh Nick adalah pasangan Mark Jackson dan istrinya Chen Yong-yi yang mendirikan hostel dan sekolah selancar “WaGaLiGong” di Dulan, Taitung.
Mark yang datang dari Afrika Selatan ke Taitung untuk mengajar Bahasa Inggris 20 tahun lalu, dari long stay berubah menjadi menetap di Taiwan, sekarang ia dapat berbahasa Mandarin, Taiyu dan Inggris secara campur. Mark membocorkan, “Dalam kurun waktu lima tahun pertama di Taiwan, saya bertemu dengan tiga orang yang dapat dikatakan ‘sahabat paling dekat’ yang menjadi guru pembimbing hidupku.” Zhang Jie-shi adalah tentara angkatan udara yang mengajarkannya bagaimana menyelam dan berburu ikan, dan selalu mengundangnya untuk melewati liburan Tahun Baru Imlek bersama setiap tahun. Jimmy Zeng bekerja di kantor pengadilan, mengajarkannya berselancar angin. Kong Jia-ho, seorang penduduk asli Taiwan mengajarkannya paralayang (luncur layang). “Saya dan mereka bertiga sudah seperti saudara, juga berbaur dengan keluarga mereka, sehingga saya dapat berasimilasi dengan kehidupan dan budaya Taiwan, jatuh hati pada Taiwan dan bersedia berlabuh di sini.”
Untuk itu, “orang” sangatlah penting, ia menggelar pesta barberque secara tidak berkala, menghubungi teman baru dan lama dengan harapan, mereka yang datang ke Dulan bisa mendapatkan rasa betah seperti di kampung halaman sendiri.
Rasakan kekayaan seni budaya penduduk adat Taitung saat datang ke Dulan.
Mark Jackson dan Chen Yong-yi berharap wisatawan yang datang ke Dulan dapat menikmati berselancar, SDB dan berbagai aktivitas air dengan aman.
Selancar Adalah Bahasa Internasional
Toko selancar WaGaLiGong dibuka pada tahun 2015, dan selalu menggelar festival skala kecil “Taitung Wave Classic” pada bulan November setiap tahunnya, menarik para pecinta selancar dari berbagai tempat di seluruh dunia untuk datang ke Taiwan. Mark Jackson dengan suara seraknya mengatakan, hal yang membuatnya paling terharu adalah setelah mengunjungi Taiwan sekali, para turis dari Lituania, Rusia, Amerika Serikat, Italia dan Mongolia akan kembali lagi setelah beberapa tahun, dan semuanya menjadi teman baik.
Seperti Taiga Matsumoto dari Jepang yang gemar berselancar dan selancar angin, setelah datang ke Taiwan pada tahun 2016, selalu long stay selama satu bulan di Taiwan selama tujuh tahun berturut-turut.
Taitung Adalah Tempat Selancar Tingkat Dunia
Pelabuhan Jinzun di Taitung merupakan tempat berkumpulnya peselancar ahli. Pemerintah Kabupaten Taitung menggelar “Taiwan Open of Surfing” sejak tahun 2011, bekerja sama dengan Asian Surfing Championship (ASC) dan World Surf League (WSL) untuk menjadikannya sebagai acara tur selancar internasional, dan membuat Taitung menjadi tempat berselancar terkenal dunia.
Kepala Dinas Pariwisata dan Rekreasi Pemerintah Kabupaten Taitung, Jela Hung mengemukakan, pesisir Taitung memiliki semua tingkatan ombak bagi peselancar dari tingkat pemula sampai tingkat mahir, selain hawa hangat di musim dingin yang menarik banyak peselancar dari Eropa, Amerika Serikat, Jepang dan Korea, para peselancar profesional beranggapan bahwa penyebab utama bentuk ombak Taitung bisa begitu “indah” adalah gelombang demi gelombang ombak datang silih berganti dengan sempurna, jarang ada ombak pecah atau hanya buih ombak saja, sehingga peselancar dapat berlatih berbagai gerakan gaya selancar.
Jela Hung menyarankan, datang ke Taitung untuk long stay berselancar, setelah terendam di air yang dingin, jangan lupa untuk ke Zhiben atau Jinlun untuk berendam di pemandian air panas, juga jangan lewatkan untuk mencicipi makanan khas penduduk asli Taitung seperti abai (makanan mirip bakcang yang terbuat dari biji jawawut), teh cincau dan locupan (mi beras).
Kelas berselancar selama tiga jam utamakan pendidikan keselamatan. (Foto: WaGaLiGong)
Pemerintah Kabupaten Taitung menggelar Taiwan Open of Surfing sejak tahun 2011, menarik banyak peselancar turut berpartisipasi. (Foto: Pemerintah Kabupaten Taitung)
Hidup Adalah Berselancar
Selain di Taitung, ombak yang berbeda dapat diarungi di Pelabuhan Wushi di Yilan, Jialeshui di Pingtung dan Fengbin di Hualien.
Tropical Blends Sports LLC di Hualien, juga cukup terkenal di dunia selancar, dimiliki oleh peselancar senior berasal dari Hawaii, Jim Hayes, yang mulai berselancar sejak usia 12 tahun, ia pernah mengikuti The Moloka’i 2 O’ahu Paddleboard World Championships (M2O), yang harus mendayung selama tujuh jam dan harus menghadapi pertempuran dengan ombak; juga pernah mengemudi perahu layar dari Hawaii ke California. Tahun 1978, ia tiga kali mengikuti World Surf League (WSL), bertanggung jawab sebagai juru kamera dalam tur keliling ke tempat-tempat selancar ternama dunia.
Jim mengelola toko papan selancar di Hawaii sejak tahun 1978, papan selancarnya terjual sampai ke seluruh dunia, tetapi 6 tahun lalu Jim Hayes memutuskan separuh pensiun dengan berimigrasi ke Taiwan, tetapi bukan demi selancar.
Ternyata kakak laki-laki dari Jim Hayes mengajar Bahasa Inggris di National Taiwan Ocean University (NTOU) di Keelung 25 tahun yang lalu, dan menetap di Hualien setelah pensiun. Kakaknya beberapa kali mengajaknya datang ke Taiwan.
Jim yang hampir tidak libur sepanjang tahun, menemukan bahwa Hawaii semakin lama semakin dipadati manusia, ditambah lagi biaya hidup dan harga barang melambung tinggi. “Seperti Los Angeles mini, bukan lagi seperti Honolulu kampung halamanku dulu,” keluhnya dengan tanpa disengaja meninggikan suaranya.
Jim Hayes merasa dia mempunyai kakak di Taiwan dan karena ada banyak orang Asia di Hawaii, sehingga membuatnya merasa sangat akrab dengan suasana Asia di Taiwan, ditambah lagi keamanan yang baik, untuk itu pada tahun 2018 ia memutuskan menetap di Taiwan.
Pesisir yang berbatu dan angin monsun timur laut membentuk ombak kuat yang indah di pantai Taitung. (Foto: Ho Cheng-heng, WaGaLiGong)
Jim Hayes menggunakan kontainer untuk mengirimkan banyak papan selancar edisi khusus dari Hawaii ke Taiwan. Menurutnya, papan selancar layaknya kekasih bagi peselancar, bahkan lebih dekat dibandingkan kekasih.
Asalkan Dapat di Laut
Selaku peselancar senior, Jim Hayes beranggapan selain waktu sebelum dan sesudah taifun, ombak Taiwan tidak seberapa jika dibandingkan dengan Sunset Beach atau Pipeline yang terkenal dengan tabung ombak besarnya.
Kalau ombaknya kecil, mengapa berimigrasi ke Taiwan? Jim menjelaskan, “Saya berselancar di pusat selancar global (maksudnya Hawaii) selama lebih dari 40 tahun, sekarang tidak mengharapkan ombak besar, asalkan dapat sering-sering berendam di laut. Lagi pula saya sudah berusia 70 tahun, pundak sudah tidak sekuat dulu, tetapi untuk selancar dayung berdiri (SDB) masih bagus.” Ia kembali menegaskan, Taiwan memiliki pesisir yang indah seperti Hawaii, ombak tidak besar, tetapi lebih cocok untuk SDB.
“Taiwan mempunyai tiga persyaratan yang harus dimiliki tempat selancar internasional, yaitu ombak laut yang hangat, orang yang ramah, dan kuliner yang lezat.” Jim yang mahir dalam merancang sirip papan selancar, optimistis akan pasar yang sedang berkembang di Taiwan. “Saya berharap pengalaman dan keahlian dalam berselancar yang terakumulasi selama 50 tahun, entah dalam hal teknik, pengetahuan maupun peralatan, dapat membantu organisasi selancar di Hualien dan tempat lainnya,” tegasnya.
Ia berharap Taiwan dapat mempromosikan papan selancar bodyboard, karena peralatan lebih murah, aman dan juga mudah untuk dipelajari. Di lantai atas tokonya ada ruang kamar yang dapat menerima peselancar dari berbagai penjuru.
Sangat Menyenangkan di Sini!
Saat wawancara berlangsung, karena teriknya matahari Taiwan, Jan Luo yang datang dari Berlin, Jerman mampir ke toko untuk mencari informasi tentang selancar dan krim tabir surya.
Ini adalah kedua kalinya Jan Luo datang ke Taiwan untuk long stay selama 4-5 pekan. Ia mengatakan, “Sangat menyenangkan di sini, Berlin beberapa tahun belakangan ini karena perubahan cuaca yang ekstrem jadi sering hujan, musim dingin sangat dingin, bagi saya musim dingin di Taiwan sangat hangat.” Jan pernah ke banyak tempat di Taiwan, tetapi yang paling ia sukai adalah Hualien. Menurutnya, selain berselancar, Taiwan memiliki infrastruktur yang sangat baik untuk bersepeda, maka ia juga membeli sebuah sepeda di Taiwan.
Bupati Hualien mengemukakan, “Hualien adalah salah satu tempat dari sedikit tempat di dunia di mana seseorang dapat mencapai pegunungan tinggi atau lautan luas hanya dalam waktu sepuluh menit.” Pantai Jiji dan Taman Beibin di Desa Fengbin, Hualien, serta pantai di luar pemecah gelombang di Pelabuhan Hualien adalah surga berselancar yang dikelilingi pengunungan dari jauh. Selain selancar, masih ada 20 jalur pegunungan dan pesisir, jangan lupa untuk mencicipi nasi organik, teh hitam aroma madu, slow food penduduk asli dan kuliner lezat lokal.
Berbicara sampai di sini, apakah hati Anda tergerak? Jika Anda sedang merencanakan liburan panjang untuk berselancar, mengapa tidak datang ke Taiwan untuk merasakan kehangatan ombak dan irama samudra.
Berselancar ke Pantai Jiji di Desa Fengbin, Hualien, dapat menikmati pemandangan pegunungan dan laut yang tiada bandingannya.
(Foto: Luo Min-feng, Pemerintah Kabupaten Hualien)